PALU, MERCUSUAR – Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu melaksanakan kuliah tamu, Senin (26/6/2023). Kuliah tamu yang dilaksanakan di Aula Gedung Baru UIN Datokarama Palu ini, mengambil tema “Politik Identitas: Quo Vadis?”
Kuliah tamu ini menghadirkan dua narasumber, masing-masing Dosen Sosiologi Politik yang juga Rektor Institut Teknologi Amana Gapapa (INTAG) Makassar, Dr. Abd. Azis Muslimin, M.Pd, serta Dosen Hukum Tata Negara Islam Fakultas Syari’ah UIN Datokarama Palu, Dr. Sahran Raden, S.Ag., SH., M.H.
Wakil Rektor III UIN Datokarama Palu, Dr. Mohammad Idhan, S.Pd., M.Pd, dalam sambutannya mengapresiasi pelaksanaan kuliah tamu ini. Menurutnya, tema yang dibahas dalam kuliah tamu ini penting, apalagi menghadapi kontestasi Pemilu 2024.
“Politik identitas menjadi ciri politik kita saat ini dan mengarah ke hal negatif, seperti diskriminasi, dll. Fenomena ini yang harus kita lihat dan kaji, terutama menghadapi tahun politik di depan kita,” ujarnya.
Dr. Sahran Raden, S.Ag., SH., M.H dalam pemaparannya menjelaskan, politik identitas merupakan pemanfaatan manusia secara politis yang mengutamakan kepentingan sebuah kelompok, karena persamaan identitas yang mencakup ras, etnis, gender atau agama tertentu. Isu-isu politik identitas kerap mewarnai momentum politik di Indonesia, seperti pemilihan umum.
Sementara itu, Dr. Abd. Azis Muslimin, M.Pd menjelaskan, polarisasi politik identitas hadir dengan mengekploitasi perbedaan kelas dan kebencian berdasarkan SARA. Hal ini kata dia, dirancang untuk menciptakan kecemasan, kecurigaan, kebencian hingga permusuhan.
“Momentum pemilu tidak akan sepi dari politik identitas. Para aktor politik sadar betul bahwa untuk menang, tidak cukup mengandalkan adu gagasan dan tawaran rasional. Demokrasi juga akan kehilangan kontestasi tanpa identitas di dalamnya. Demokrasi memang tidak sepenuhnya bisa bebas dari isu identitas,” jelas keduanya.
Kuliah umum ini dihadiri oleh segenap sivitas akademika Fakultas Syariah UIN Datokarama Palu. JEF
