PALU, MERCUSUAR – Fakultas Hukum (Fakum) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu kembali mengadakan pengajian rutin, Sabtu (18/9/2021). Kali ini, pelaksanaan pengajian rutin secara daring melalui zoom meeting ini, bekerja sama dengan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyaan (LP2AIK).
Pengajian kali ini mengangkat tema membangun integritas kualitas kader persyarikatan Muhammadiyah. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa, namun juga dosen dan unsur pimpinan di tingat fakultas dan universitas, di antaranya Rektor Unismuh Palu, Dr. Radjindra., S.E., M.M, para wakil Rektor Unismuh Palu, Dekan Fakultas Hukum, dan para Wakil Dekan Hukum. Kegiatan ini menghadirkan narasumber yakni Wakil Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sekaligus Komisioner LPSK RI, dan Mantan Komisioner KOMNASHAM RI, Dr. Maneger Nasution, M.H., M.A.
Rektor Unismuh Palu, Dr. Radjindra, dalam sambutannya menyampaikan, Muhammadiyah harus kompak bukan saling sikut-menyikut. Untuk itu, dengan melalui pengajian itu, diharapkan adanya penguatan dan terbangun integritas para kader, untuk saling kerjasama membangun kelembagaan dan persyarikatan.
Dr. Manager Nasution, M.H., M.A, dalam pemaparan materinya menjelaskan, kader Muhammadiyah dipersiapkan menjadi kader tangguh dan menjadi kader umat yang berintegritas tinggi.
Dirinya juga menjelaskan, untuk menghadapi dunia kerja yang kompetitif, seseorang perlu mempersiapkan bekal yang cukup, baik hard skill maupun soft skill. Kompetensi tidak sempurna tanpa integritas pada pemimpin.
“Pemimpin merupakan penggerak utama organisasi. Otoritas organisasi berada di tangan pemimpin. Pemimpin juga menjadi kunci keberhasilan dari suatu organisasi. Olehnya itu harus punya integritas,” pesan Dosen Pascasarjana Uhamka itu.
Katanya lagi, perkembangan dan kegagalan organisasi itu tergantung bagaimana pemimpin melakukan proses kepemimpinannya. Untuk itu pemimpin harus mendukung upaya dan memperkokoh makna dan implementasi integritas dalam perilaku kerja, serta menjadikan unit organisasi sebagai institusi yang memiliki kesungguhan untuk mempraktikkan integritas.
Nasution juga menambahkan, integritas sering disederhanakan maknanya sebagai kejujuran, kebajikan, berperilaku baik dan benar, atau bermoral. Di sisi lain, maknanya sering kali berkembang dan dikaitkan dengan pencegahan korupsi, integritas katanya sangat penting dimiliki bagi setiap seorang warga Negara (kader), karena integritas menjadi dasar dari semua nilai pribadi seseorang.
Ia juga menyebut, ciri seorang yang berintegritas, ditandai oleh satunya kata dan perbuatan, bukan seseorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seseorang yang mempunyai integritas, bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan, yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.
“Hal yang berbeda terjadi, jika didalam sebuah organisasi atau perusahaan, para pemimpin tidak dipercaya, bahkan tidak mendapat respek dari bawahannya. Mereka akan berjalan sendiri-sendiri, tanpa mengikuti arahan dari pimpinannya. Organisasi tersebut akan menjadi kacau dan tidak bisa mencapai tujuan dengan baik. Itulah yang akan terjadi jika pemimpin tidak menanamkan nilai-nilai integritas,” jelas Nasution. MG5