PALU, MERCUSUAR – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah menyatakan sikap tegas terhadap pernyataan Fuad Plered yang dinilai menghina SIS Aljufri atau Guru Tua, pendiri Alkhairaat. Ketua FKUB Sulteng, Prof. Zainal Abidin, menegaskan bahwa ujaran kebencian tersebut berpotensi mengganggu kerukunan, terutama di bulan suci Ramadan.
“Kami mengecam keras pernyataan Fuad Plered yang jelas-jelas menghina tokoh besar yang sangat dihormati oleh masyarakat Alkhairaat. Ujaran seperti ini dapat memicu perpecahan dan merusak keharmonisan sosial,” ujar Prof. Zainal Abidin, Jumat (27/3/2025).
Rais Syuriyah PBNU itu juga menegaskan bahwa pernyataan Fuad Plered telah melukai perasaan warga Alkhairaat. Guru Tua, atau Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri, dikenal sebagai ulama kharismatik yang berjasa besar dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia, khususnya di kawasan timur.
Prof. Zainal Abidin menambahkan bahwa FKUB Sulteng mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap menjaga ketenangan dan tidak terpancing provokasi. Menurut Ketua MUI Kota Palu itu, Guru Tua dan lembaga Alkhairaat adalah institusi besar yang tidak sebanding dengan individu seperti Fuad Plered. Oleh karena itu, pernyataan tersebut sebaiknya dihadapi dengan penuh keadaban dan kesantunan.
“Kami mengajak semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh pernyataan yang tidak bertanggung jawab ini,” tambahnya.
Selain itu, FKUB meminta aparat penegak hukum untuk bertindak cepat dan tegas dalam menangani kasus ini agar tidak berkembang lebih luas. Menurutnya, sikap hormat terhadap tokoh agama dan budaya merupakan bagian dari upaya menjaga keharmonisan dan kedamaian di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.
Menanggapi insiden ini, FKUB Sulteng kembali mengingatkan pentingnya menjaga lisan dan sikap dalam berpendapat, terutama terkait tokoh agama yang dihormati banyak pihak.
“Mari kita jaga persaudaraan dan kedamaian di negeri ini dengan menghormati satu sama lain,” tutup Prof. Zainal Abidin. */JEF