DUYU, MERCUSUAR – Sebagai salah satu organisasi yang memberikan intervensi air bersih, Jejaring Mitra Kemanusiaan (JMK) Oxfam merasa perlu untuk turut serta mensosialisasikan kampanye global World Water Day 2019 yang bertajuk “Leaving No One Behind”.
Pada kesempatan kali ini, JMK-Oxfam mengambil inisiatif untuk merayakan Hari Air Sedunia dengan melangsungkan rangkaian acara publik di Huntara Duyu, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sabtu 23/3/2019). Selain itu juga melaksanakan kegiatan di Sigi dan Donggala.
Acara-acara ini sendiri akan berfokus pada implementasi penyediaan air bersih dan beberapa program kerja lainnya di daerah-daerah yang sempat terdampak bencana. Bagi JMK-Oxfam sendiri, ketersediaan air bersih menjadi satu hal yang sangat vital di daerah terdampak bencana mengingat air adalah salah satu sumber kehidupan yang perlu selalu ada tersedia.
JMK Partnership Management, Syafrimet Azis mengatakan pada kesempatan kali ini, JMK-Oxfam mengambil inisiatif untuk merayakan Hari Air Sedunia 2019 sekaligus menunjukkan progress selama enam bulan belakangan ini. , JMK Oxfam melangsungkan rangkaian acara publik di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala melalui pameran foto, pemutaran film, pameran seni mural, tarian tradisional, penanaman pohon, diskusi publik, lomba menggambar dan mewarnai untuk membagikan hasil pandangan mata kami secara kronologis selama beberapa bulan terakhir dalam respon bencana.
Menurutnya, harapan besar pameran ini juga bisa menjadi suntikan motivasi sekaligus pengingat bahwa dengan upaya bersama, membangun wilayah yang sempat “rata dengan tanah” bukanlah hal yang mustahil dan memastikan setiap masyarakat mendapatkan akses atas air, serta mengembalikan kearifan lokal dalam manajemen air melalui hasil kerja intervensi JMK-Oxfam dalam respon tanggap darurat.
Untuk pelaksanaan pameran foto juga photo booth lanjut dia, JMK-Oxfam berkolaborasi bersama anak muda Kota Palu yang tergabung dalam UKM Seni Fakultas Teknik – Universitas Tadulako Palu, Bengkel Seni Bias 14 dan masyarakat di Huntara Duyu, Posko 3 Jono Oge, dan Desa Rano.
Wali Kota Palu, Drs. Hidayat, M.Si didampingi Lurah Duyu juga ikut menghadiri Peringatan Hari Air Sedunia 2019 yang diselenggarakan oleh JMK Oxfam Huntara kelurahan Duyu.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Hidayat mengatakan bahwa dari awal Pemerintah kota Palu sudah menetapkan daerah Duyu sebagai kawasan Konservasi Air. Beliau menyebut 12,5 hektare lahan ditetapkan sebagai kawasan konservasi tersebut.
Wali Kota Hidayat juga mengatakan selain Duyu, ada pula daerah lain di kota Palu yang akan ditetapkan sebagai kawasan konservasi air. Hal tersebut, katanya merupakan program dari Pemerintah Kota Palu agar mata air tetap terjaga, karena Palu kekurangan sumber air.
Hidayat: Jangan Hanya Sebuah Perayaan
Melalui hari Air Sedunia ini, Hidayat menegaskan jangan hanya menjadi sebuah perayaan saja tanpa ada realisasi yang jelas. Beliau berharap di seluruh jajaran Pemerintah kota Palu khususnya di Dinas Lingkungan Hidup agar menindakkanjuti tentang Kawasan Konservasi Air tersebut.
“Mari sama-sama kita menjaga sumber mata air kita, demi kelangsungan hidup karena air kita adalah untuk kita,” pinta Hidayat. TIN