PALU – Gempa bumi berkekuatan 5.8 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (28/3/2020) pukul 23.43 WITA. Laman Facebook Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Palu, mencatat, gempa tersebut berpusat di 46 km arah Tenggara wilayah Kabupaten Sigi, dengan kedalaman 10 km.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, Hendrik Leopatty, Minggu (29/3/2020) pagi mengatakan, gempa bumi yang terjadi akibat aktivitas sesar Palu Koro di segmen Moa. Menurutnya, gempa dengan kekuatan 5.8 yang terjadi di segmen Moa ini, adalah gempa baru dan terkait dengan gempa bumi berkekuatan 7.4 yang terjadi pada 28 September 2018.
“Pada gempa 28 September 2018 lalu, ada 3 dari 4 segmen sesar Palu Koro yang melepaskan energi dan segmen Moa, satu-satunya segmen yang saat itu belum melepaskan energi. Para ahli pun sudah lega karena energi segmen Moa sudah keluar malam tadi,” jelasnya.
Hingga pukul 15.00 WITA, BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu mencatat, sudah terjadi 46 kali gempa susulan yang berhasil dianalisis terlokalisasi, dengan kekuatan 2.0 hingga 4.4 di sekitar gempa utama. Menurut Hendrik, fokus gempa susulan terjadi di ujung selatan segmen Moa, yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan.
“Perlu diketahui, gempa susulan adalah gempa yang terjadi pascagempa utama, di mana pergerakan lempeng aktif untuk menstabilkan kondisi pergerakannya, dengan kekuatan yang lebih kecil dari gempa utama. Jadi tidak perlu panik berlebihan, jangan percaya berita tidak benar (hoaks), dan tetap laksanakan himbauan untuk social distancing dan physical distancing, untuk menekan laju penyebaran Covid-19,” ujar Hendrik.
Terkait dampak kerusakan yang diakibatkan oleh gempa tersebut, Hendrik mengatakan, pimpinan BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, pada sekitar pukul 02.00 WITA dini hari tadi, menerima informasi dari jejaring koordinasi antar instansi, ada bangunan yang retak dan 2 korban terluka di daerah terpapar. Pihaknya kata Hendik, masih menunggu kepastian dari Pemkab Sigi, khususnya dari pihak BPBD Sigi.
“Wilayah Luwu Utara, Sulawesi Selatan juga perlu dicek, karena dorongan energi segmen Moa, terus ke arah Sulawesi Selatan. Kami masih menunggu update,” ujarnya.
Salah seorang pegawai Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu, Anna Irvan, yang saat gempa semalam berada di Desa Lawua, Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi mengatakan, guncangan gempa dirasakan cukup kuat di wilayah tersebut, hingga membuat warga berlarian keluar rumah, dan sebagian memilih tidur di depan rumah. Menurut dia, saat gempa terjadi, listrik sempat padam hingga membuat warga panik, namun tidak lama kemudian hidup kembali.
Menurut dia, ada beberapa rumah di wilayah Kulawi Selatan yang mengalami kerusakan akibat gempa, dan ada dua anak yang menjadi korban luka terkena reruntuhan rumah, di Desa Lempelero, Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi.
Untuk skala MMI (Modified Mercalli Intensity), yang merupakan satuan ukuran kekuatan gempa bumi, gempa berkekuatan 5.8 ini dirasalan dengan skala IV MMI di Kulawi Selatan, serta III MMI di Sigi, Palu, Poso, Pasangkayu (Sulbar) dan Donggala. Dari pantauan di media sosial, warga di Morowali, Ampana, Masamba (Sulsel) hingga Sidrap (Sulsel) turut merasakan gempa bumi tersebut. JEF