General Lecture Series ke-3, Sapri Sale Paparkan Pentingnya Kawasan Timur Tengah

TONDO, MERCUSUAR – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad), dengan dukungan Eurasia Foundation (EAF), kembali melaksanakan General Lecture Series (GLS), Jumat (17/3/2023). Pelaksanaan GLS seri keempat tahun 2023 ini, dilakukan secara daring, dan diikuti oleh ratusan mahasiswa FKIP Untad.

GLS kali ini menghadirkan Pegiat Timur Tengah dan Pengajar Bahasa Semitik Arab, Ibrani dan Suryani, Sapri Sale. Pada GLS kali ini, Sapri Sale membahas tema mengenai “Why the Middle East is so Important?” atau Mengapa Timur Tengah Sangat Penting.

Sapri Sale dalam pemaparannya menjelaskan, kawasan Timur Tengah merupakan wilayah strategis dari peta dunia, jalur perdagangan, baik pada masa pra-sejarah maupun sesudahnya. Kawasan ini kaya akan sejarah terjadinya peristiwa-peristiwa penting dunia, sehingga menjadikan kawasan ini menjadi kawasan sensitif baik dari segi politik, ekonomi, budaya maupun agama.

Kepada para peserta, Sapri Sale juga menekankan pentingnya untuk mengenal dan memahami kawasan Timur Tengah dari seluruh aspeknya. Hal ini kata dia, penting untuk menghindari salah kaprah dalam merespon dinamika yang terjadi di kawasan tersebut.

“Misalnya terkait konflik, kita secara umum berpikir bahwa kawasan Timur Tengah ini merupakan wilayah konflik, padahal dari semua negara yang berada di kawasan ini, hanya sebagian kecil negara yang terlibat dalam konflik. Kita harus memahami kawasan ini dari segala aspek, agar pandangfan kita terhadap kawasan ini menjadi semakin luas dan objektif,” ujarnya 

Untuk mengubah perspektif tersebut, kata dia, perlu dilakukan studi karakteristik wilayah, budaya, dan masyarakat di kawasan Timur Tengah secara menyeluruh. Menurutnya, banyak hal lain yang bisa dipleajari dari kawasan Timur Tengah selain sejarah konflik negara-negara yang ada di dalamnya, misalnya aspek kebudayaan, pendidikan, kemajuan, dan lain sebagainya. 

Sapri juga mendorong para peserta untuk mengambil peluang akademik maupun politik dan ekonomi, dengan mulai melirik institusi pendidikan di kawasan ini sebagai destinasi untuk melanjutkan pendidikan dan membangun jaringan ekonomi.

“Misalnya, selama ini kita beranggapan bahwa kemajuan pendidikan itu hanya terjadi di dunia barat, padahal dunia pendidikan di kawasan Timur Tengah juga tidak kalah maju, hanya kurang terekspos. Pada bidang ekonomi, bisa dimulai dengan membangun jaringan relasi dengan masyarakat dan pelaku usaha di kawasan tersebut, untuk kemudian membangun jaringan ekonomi, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Paling sederhana mialnya bahasa. Kita misalnya butuh belajar bahasa Arab, Ibrani maupun Suryani dalam aspek akademis sedangkan mereka misalnya butuh belajar mengenai kemajemukan Islam di Indonesia dan untuk mempelajarinya butuh menguasai bahasa Indonesia,” ujarnya. JEF

Pos terkait