GLS ke-6, Nasution Paparkan Intensifikasi Interaksi Antar Kampus di ASEAN

PALU, MERCUSUAR – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) dengan dukungan Eurasia Foundation (EAF), kembali melaksanakan General Lecture Series (GLS) atau seri kuliah umum, yang memasuki tahun keenam pelaksanaan pada tahun 2023 ini. Pelaksanaan GLS pada tahun keenam ini, telah memasuki seri ke-6, yang berlangsung pada Jumat (31/3/2023), secara daring.

Seri ke-6 ini menghadirkan akademisi Universitas Negeri Surabaya, Drs. Nasution, M.Hum., M.Ed., Ph.D, sebagai narasumber. Pada seri kali ini, Nasution membahas mengenai Realizing ASEAN Community Through Intensifying Interaction Between ASEAN Campuses (Mewujudkan Komunitas ASEAN Melalui Intensifikasi Interaksi Antar Kampus di ASEAN).

Nasution dalam paparannya menjelaskan, berdirinya ASEAN Community pada 31 Desember 2015, membuat identitas kebangsaan negara-negara ASEAN menjadi lebih luas, yakni identitas sebagai masyarakat ASEAN. Menurutnya, untuk membangun identitas ASEAN, memerlukan komitmen para pemimpin dan dukungan dari masyarakatnya.

“Yakni bagaimana mereka berpikir tentang diri mereka sebagai warga dan apakah melihat dan merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat ASEAN, yang diikat oleh satu kesamaan sejarah dan budaya,” ujarnya.

Pendidikan kata Nasution merupakan hal penting dalam transformasi kehidupan masyarakat ASEAN ke arah yang lebih baik. Pendidikan kata dia, menyiapkan SDM ASEAN menjadi lebih tangguh, kompetitif, dan siap menghadapi masa depan yang selalu berubah. Menurutnya, salah satu upaya untuk mewujudkan transformasi kehidupan masyarakat ASEAN melalui pendidikan adalah mobilitas lintas batas dan internasionalisasi pendidikan.

Internasionalisasi pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, memberikan pelajaran bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman dan pengetahuan internasional. Data UNESCO tahun 2010 tentang mobilitas pelajar di ASEAN menyebut, Indonesia menampung sekitar 6500 pelajar asing, yang sebagian besar berasal dari Malaysia (40 persen) dan Timor Leste (45 persen). Kemudian, sebanyak 34 ribu orang Indonesia belajar ke luar negeri.

Terakhir, Nasution menjelaskan, dalam rangka implementasi program ASEAN Community 2015 dan ASEAN Vision 2025, masing-masing negara memiliki tanggung jawab. Untuk itu kata dia, kita dituntut aktif dalam mewujudkan hal tersebut dalam dunia kampus, lewat Intensifikasi program pertukaran pelajar, kolaborasi riset, serta melanjutkan studi ke negara-negara ASEAN. JEF

Pos terkait