pALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola menepati janjinya, menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Kegiatan itu dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi sistem informasi penjabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) nasional di Hotel Mercure Palu, Senin (30/7).
“Kegiatan UKW ini berkat rayuan Ketua PWI beberapa tahun lalu. Saat itu saya langsung perintahkan ke Karo Humas agar ditindaklanjuti untuk menyelenggarakan UKW,” cerita Longki saat membuka dua kegiatan itu.
Menurutnya, kegiatan itu cukup lama baru terealisir antara lain karena keterbatasan dana. Tetapi ia berharap kegiatan UKW dapat terus dilakukan melalui kerja sama PWI dan Biro Humas.
“Pemerintah sangat berkepentingan untuk melakukan UKW bagi wartawan yang ada di daerah ini. Kalau dulu saya masih jadi Kepala Biro Humas, dikenal ada wartawan bodrex. Sekarang tidak ada lagi, Cuma wartawan paramex,” kata Longki secara bergurau.
Longki menbgatakan, pihaknya tidak menghendaki lagi ada wartawan “Paramex”. “Ini artinya saya tidak mau ada wartawan yang bikin sakit hati,” katanya.
Menurutnya, mereka kadang tidak memahami aturan-aturan yang berlaku, padahal kalau kita sama-sama mengerti dan saling memahami, terus terang hal itu sangat luar biasa. Dengan demikian pasti ada keterbukaan, transparan, tidak perlu ada yang disembunyikan, apalagi kalau informasi itu memang betul-betul sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Gubernur mengingatkan, wartawan jangan memuat berita berdasarkan opini pribadi dan titipan kepentingan belaka. Sebab akibatnya menghilangkan nilai-nilai berita. Jadi tidak obyektif, mengada-ada dan manipulatif ditambah parah lagi jika sampai memuat hoax, fitnah dan ujaran kebencian yang justru membuat kontroversi dan kesesatan bagi masyarakat yang membacanya.
“Dengan latar belakang tersebut maka dirasa perlu, bagi wartawan untuk memiliki standar kompetensi yang memadai dan disepakati masyarakat pers. Sehingga dengan adanya uji kompetensi wartawan ini diharapkan bisa berperan sebagai alat ukur profesional wartawan dalam menjaga kehormatan profesinya dan bukan sebaliknya untuk membatasi hak-hak asasi warga negara menjadi wartawan,” katanya.
Longki berharap UKW dapat dilaksanakan secara bertahap karena terbatasnya anggaran. Tetapi ia mengingatkan, akan terus berupaya melaksanakan kegiatan serupa sampai semua wartawan yang ada di Sulteng lulus UKW,” katanya disambut tepukan tangan wartawan.
Wartawan sekarang termasuk di nasional banyak sekali perubahan, khususnya untuk kualitas para wartawan. Sementara PWI dan lainnya juga berupaya menertibkan industri-industri pers yang saya tahu banyak sekali tantangannya.
“Bapak-bapak saya tahu di mosi tidak percaya, dari organisasi-organisasi pers dari anggota-anggota wartawan, yang tidak perlu uji kompetensi, ya itulah sudah tanda-tandanya mereka-mereka yang tergolong wartawan tadi,” katanya.
Karena mereka tidak mau diuji, tidak mau ditahu kapasitasnya tidak mau terbuka karena memang tujuannya mereka lain dan saya rasakan. Apalagi, cuma-kadang-kadang tinggal perasaan yang saya pakai.
“Tapi mudah-mudahan kedepan wartawan Sulteng makin berkualitas, lebih berbobot dan lebih professional,” katanya.AJI