Hadianto: Harus Ada Regulasi Pengurangan Risiko Bencana

Apeksi-0f7c1f34
APEKSI - Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid bersama beberapa wali kota dari beberapa daerah, saat meninjau pameran fotol bencana pada pertemuan APEKSI di salah satu hotel di Kota Palu, Kamis (14/7/2022). FOTO: Humas Pemkot

BIROBULI SELATAN, MERCUSUAR – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, bersama Wakil Wali Kota Palu, dr. Reny A. Lamadjido, mengikuti workshop bersama sejumlah Wali Kota, Kamis (14/7/2022) di salah satu hotel di Kota Palu.

Workshop yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Komisariat Wilayah VI dan Pemerintah Kota Palu tersebut berkaitan tentang pengurangan risiko bencana.

Hadianto yang juga menjadi salah satu narasumber mengatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam pengurangan risiko bencana tidak hanya berjalan secara otodidak.

Akan tetapi, katanya tetap diatur dalam regulasi yang menguatkan langkah-langkah strategis agar penguatan risiko bencana benar-benar dapat berjalan dengan baik.

“Ketika Kota Palu dihantam Gempa tahun 2018, hal ini bagi sebagian orang setelah Gempa itu barulah kemudian mengatakan bahwa Gempa ini sesungguhnya telah diprediksi beberapa belas tahun yang lalu bahkan beberapa tahun yang lalu akan terjadi Gempa,” jelasnya.

Menurutnya, bahkan Pemerintah Kota Palu sendiri yang saat itu H. Rusdy Mastura selaku Wali Kota telah mengambil langkah-langkah yang cukup strategis. Antara lain Pemkot telah menentukan ruang-ruang evakuasi dan juga menyiapkan jalur-jalur evakuasi.

“Kemudian juga pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah lain yang dijadikan sebagai langkah antisipasi jika terjadi Gempa yang dikhawatirkan,” lanjutnya.

Prediksi ini telah berjalan dan Pemerintah Kota Palu telah menyiapkan langkah-langkahnya.

Namun demikian, gempa pun terjadi karena Kota Palu dilintasi sesar Palu-Koro yang merupakan sesar atau patahan yang paling aktif.

Dalam kegiatan APEKSI kali ini juga dihadiri oleh Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana, BNPB, Agus Wibowo yang membawakan materi tentang mitigasi bencana.

Selain itu, Workshop tersebut diikuti oleh 17 Wali Kota yang berada di wilayah Indonesia Timur. RES

Pos terkait