Hari Bumi, Warga Tanam Bakau di Teluk Palu

BAKAU - Copy

PANAU, MERCUSUAR – Sejumlah organisasi masyarakat, komunitas pemerhati lingkungan, serta pegiat literasi di Kota Palu, melakukan penanaman bakau, dalam rangka memperingat Hari Bumi, Senin (22/4/2019). Penanaman dilakukan di empat titik di sepanjang Teluk Palu, yakni Dusun Talise, Kelurahan Panau, Kecamatan Tawaeli, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, dan Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulujadi, di Kota Palu, serta di Anjungan Gonenggati, Kelurahan Kabonga Besar, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala.

Pesisir pantai Dusun Talise, Kelurahan Panau, Kecamatan Tawaeli, menjadi lokasi pertama yang ditanami. Penanaman dilakukan di lokasi pesisir pantai yang ditumbuhi bakau di wilayah tersebut.

Pendiri Relawan Mangrove Teluk Tomini (Remott) Hamzah Tjakunu, yang turut dalam aksi penanaman tersebut menjelaskan, penanaman di Dusun Talise, Kelurahan Panau ini, dilakukan untuk mengembalikan jenis bakau yang dahulu banyak tumbuh di kawasan tersebut, tetapi kini sudah jarang ditemui, akibat diambil oleh masyaralat untuk digunakan sebagai ramuan bangunan.

“Jenis yang kami tanam di sini adalah jenis Rhizophora. Ada tiga jenis Rhizophora yang kami tanam, yakni Apiculata, Mucronata, serta Stylosa. Di kawasan ini dulu banyak tumbuh yang jenis ini, tapi hilang karena sering diambil untuk ramuan bangunan,” jelasnya.

Lanjut Hamzah, untuk jenis Rhizophora ini, pertumbuhannya terbilang cepat. Jika tumbuh normal, dalam setahun, tingginya bisa mencapai 2-3 meter. Untuk penanaman kali ini, dirinya menyebut, ada sekitar 200 bibit yang ditanam di lokasi tersebut.

Sementara itu, inisiator #TOLAKTANGGULTELUKPALU, Moh Isnaeni Muhidin atau yang akrab disapa Neni Muhidin mengatakan, penanaman ini juga sebagai bentuk komitmen pihaknya terhadap upaya penolakan pembangunan tanggul di pesisir Teluk Palu. Penanaman ini kata dia adalah langkah konkrit dari kelompok-kelompok masyarakat yang peduli dengan pesisir Teluk Palu,

Menurut Neni, selama ini pemerintah mungkin hanya mengasosiasikan mangrove dengan bakau, padahal nyatanya, bakau hanyalah satu dari 22 jenis mangrove. 7 dari 22 jenis mangrove ini kata dia tumbuh di lokasi pasang surut air laut, sedangkan sisanya tumbuh di daratan, seperti ketapang, nipah, sagu, hingga kelapa.

“Pasca bencana, kita telah melihat, bagaimana mangrove mampu meredam gelombang tsunami dan menyelamatkan banyak nyawa. Pentingnya penanaman kembali mangrove sebagai upaya mengembalikan ekologi pesisir TelukPalu, harus terus disuarakan,” tegas Neni. JEF   

Pos terkait