TALISE, MERCUSUAR- Forum Nasional (Fornas) Bhineka Tunggal Ika dideklarasi sekaligus pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sulteng, Sabtu (7/4/2017) bertempat di Ruang Senat lama Universitas Tadulako (Untad) Palu.
Hal tersebut diungkapkan oleh inisiator sekaligus Ketua DPD Fornas Bhineka Tunggal Ika Sulteng, Dr. Surahman Cinu, M.Si kepada Wartawan, Jumat (6/4/2018). Surahman mengatakan, Fornas Bhineka Tunggal Ika dideklarasikan pada Juli 2017 lalu di Jakarta. Ini merupakan salah satu organisasi massa yang konsen dengan isu-isu berperadaban seperti demokrasi dan pluralisme/kebhinekaan. Demokrasi titik tekannya pada pluralitas, sehingga di rasa penting untuk masuk pada titik ini. Mengapa? tanpa pluralisme demokrasi menjadi sebuah perjalanan semu dan tanpa makna.
Surahman yang juga Dosen FISIP Untad Palu itu mengatakan, Indonesia yang bangun di atas landasan kebhinekaan tentunya dalam setiap derap langkahnya sebagai bangsa akan menjadikan kebhinekaan sebagai landasan berdemokrasi. Demokrasi yang menjadi pilihan politik kebangsaan kita yang diambil atas dasar betapa pluralitas masyarakat kita perlu memiliki dasar filosofi kuat sebagai media pemersatu. Bahwasannya, sangat beragam nilai yang ada dalam masyarakat fornas bhineka (demikian biasa disingkat) memahaminya sebagai satu aset bangsa yang mesti di dorong untuk memperkuat persatuan bangsa.
“Inilah dasar mengapa fornas bhineka hadir di Indonesia pada umumnya, Sulteng khususnya,” ujarnya.
Surahman mengatakan, salah satu hal yang mendorong lahirnya fornas bhineka adalah kondisi sejarah bangsa saat ini yang dimana sebagian dari anak negeri masuk dalam skema pertarungan politik praktis yang kadang kontra produktif dengan semangat kebangsaan yang digagas oleh para founding fathers kita. Mereka terkotak-kotak akibat eskalasi konflik kepentingan antar elit yang sedang berkontestasi memegang posisi kunci pemerintahan. Sehingga fornas memahami fenomena ini perlu di seimbangkan dan harus tetap menjaga marwah kebhinekaan dalam berdemokrasi.
Fornas bhineka memahami bahwa kontestasi yang sudah merambah dan melibatkan arus bawah, jika tidak terkendali dapat menjerumuskan bangsa ini pada konflik berkepanjangan yang melibatkan basis massa sebab memiliki pengaruh kuat sampai di akar rumput. Fornas bhineka memandang penting mengajak semua elemen bangsa ini untuk menegaskan diri sebagai anak-anak bangsa yang cinta Indonesia dengan jalan berkomitmen menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Fornas Bhineka Tunggal Ika kata Surahman, tidak berdiri dan menjadi underbow dari partai politik tertentu, karena fornas bhineka independen. Rencananya, ke depan fornas bhineka akan masuk dalam kerja-kerja yang lebih menyentuh kesadaran kita sebagai bangsa yang plural.
Sementara itu, Ketua Panitia Deklarasi dan Seminar Nasional Fornas Bhineka Tunggal Ika DPD Sulteng, Agustinus Salut mengatakan, kegiatan ini akan dihadiri oleh Ketua Umum Fornas Bhineka Tunggal Ika, Dr. Syaiful Rohim, M.Si untuk melantik pengurus DPD Sulteng serta menjadi narasumber pada seminar nasional panel bersama Arianto Sangaji, Ph.D. Panitia juga mengundang para akademisi, pengusaha, mahasiswa dan pemuda untuk menjadi peserta deklarasi dan seminar nasional tersebut. AMR/*