PALU, MERCUSUAR – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskarpus) Kota Palu mengadakan pameran dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-43 Kota Palu, Senin (27/9/2021). Pameran yang mengangkat tema Palu Bergerak Bersama ini, dilaksanakan di halaman Kantor Wali Kota Palu, Senin (27/9/2021) siang.
Pengelola pameran, Slamat Anugrah yang ditemui di lokasi pameran menjelaskan, foto dan arsip yang dipamerkan, merujuk pada tema dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu, yakni Palu Bergerak Dari Masa ke Masa. Pameran ini menampilkan potret Palu, dari era kerajaan, masuk ke era Swapraja, pemerintahan kota administratif, kota madya, sampai Palu sekarang.
Pelaksanaan pameran kata dia, dilaksanakan hanya selama satu hari, mengingat lokasi pameran yang berada di halaman Kantor Wali Kota Palu, dan esoknya, aktifitas kantor akan berjalan seperti semula.
Dulu kata Slamat, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu menampilkan arsip dan foto – foto tersebut di ruang pamer arsip dan bisa dinikmati masyarakat Kota Palu. Akan tetapi, melihat keadaan gedung kantor yang tidak layak untuk pelayanan ke masyarakat secara langsung dan situasi pandemi COVID-19 yang melanda Kota Palu, maka pelayanan secara luring belum dibuka.
“Tetapi kalau misalnya ada pameran, materi-materi yang kita simpan pasti kita pamerkan ke masyarakat. Ada juga yang kita pamerkan secara tidak langsung melalui laman web Diskarpus Kota Palu,” jelas Slamat
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu, Syamsul Saifudin menjelaskan, sebelum melaksanakan pameran, mereka sudah berdiskusi dengan Komunitas Historia Sulawesi Tengah (KHST) yang menjadi mitra, hingga menciptakan ide tema Kota Palu bergerak dari masa ke masa.
“Untuk mengumpulkan foto-foto ataupun dokumen ini tidak gampang, sehingga kita menampilkan foto-foto yang bisa ditampilkan dahulu. Jadi yah sudah kita atur dengan apa adanya saja. Tapi ke depan kita upayakan untuk kita perbaiki fotonya, kita cetak dengan betul-betul kertas foto,” jelasnya
Foto yang ditampilkan kata dia, masih sebagian kecil dari arsip-arsip yang tersimpan, karena ada sebagian yang rusak, hilang, dan masih ada di masyarakat
“Makanya ini, kita akan tetap manfaatkan komunitas, termasuk dari KHST. Saya juga merangkul dari Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI), untuk mencari arsip yang masih tersimpan di masyarakat. Kita harus kita gerak bersama – sama,” ujarnya. MG3