IAIN Bakal Evaluasi Penerimaan Maba Jalur SPAN

logobaru_0

LERE, MERCUSUAR – Penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia, melalui jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) akan dievaluasi.

Mengingat selama ini, harapan Kementerian Agama Islam Republik Indonesia jika PTKIN dapat menjaring lulusan madrasah dan pesenteren belum bisa terpenuhi secara menyeluruh, melainkan sebagian besar yang terjaring PTKIN khususnya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Indonesia adalah lulusan sekolah umum seperti SMA dan SMK.

“Keinginan Kementerian Agama, PTKIN itu dapat menjaring lulusan madrasah dan pesantren, agar keilmuan mereka bisa tetap tersambung,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik IAIN Palu, Dr.Abidin Djafar, Selasa (22/1/2019).

Namun, bukan berarti PTKIN menutup pintu dengan lulusan sekolah umum seperti SMA dan SMK, melainkan kesempatan mereka untuk menuntut ilmu di kampus-kampus PTKIN tetap diberikan, sebagaimana kesempatan yang diberikan kepada lulusan madrasah dan pesenteren.

Hanya saja, kementerian menginginkan lulusan madrasah dan pesenteren itu bisa lebih memilih PTKIN dibandingkan dengan Perguruan Tinggi lainnya, agar keilmuan mereka bisa tetap tersambung jika menuntut ilmu di PTKIN.

“Tidak ditutup, mereka  (lulusan sekolah umum seperti SMA dan SMK) tetap bisa menuntut ilmu di IAIN, bahkan pembatasan untuk menerima mereka sama sekali tidak ada,”jelas Abidin.

Bahkan malah bersyukur kata Abidin, jika ada lulusan sekolah umum seperti SMA dan SMK yang ingin menuntut ilmu di PTKIN, apa lagi di IAIN Palu, sebab ini akan menjadi alasan kampus ini bisa meningkatkan status ke Universitas Islam Negeri (UIN), sebagaimana impian masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya civitas IAIN Palu. Sebab hanya dengan status UIN, kampus ini memungkinkan membuka fakultas umum.

“Hanya dua kemungkinan, 50 persen umum dan 50 persen ilmu agama, atau sekaligus menjadi UIN, karena hanya dengan itu memungkinkan kita bisa buka fakultas umum,”tutur Abidin.

Abidin melanjutkan, evaluasi yang dimaksud adalah sistem pemutuan penerimaan, mungkin dengan cara memperbaiki hubungan emosional dengan madrasah-madrasah dan pesanteren dan memberikan akses yang lebih luas untuk mengetahui kampus-kampus PTKIN, sehingga mereka lebih tertarik masuk.

“Pekan ini, kami dikumpulkan di Kementerin Agama mengenai itu, semoga secepatnya ada solusi, agar kami bisa bergerak cepat,”harap Abidin. UTM

 

Pos terkait