PALU, MERCUSUAR – Civitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, menggelar aksi penggalangan dana, untuk membantu korban gempa 7 SR yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Aksi penggalangan dana tersebut, dituangkan dalam bentuk surat edaran Nomor: B-1896/In.13/R.I/KS.01.1/08/2018, tertanggal 7 Agustus 2018, yang ditujukan kepada seluruh civitas akademika IAIN Palu, sebagai bentuk empati atas musibah yang menimpa warga Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Edaran ini sebagai bentuk partisipasi dari semua sivitas akademika IAIN Datokarama Palu, untuk membantu saudara kita di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang telah mendapatkan musibah berupa bencana alam,”ungkap Rektor IAIN Palu, Prof Dr Sagaf S Pettalongi, Kamis (9/8/2018).
Sagaf juga menjelaskan, jika penggalangan dana ini sebagai bentuk tanggung jawab IAIN Datokarama Palu dan rasa kebersamaan serta empati, antara sesama anak bangsa. Penggalangan dana juga bermakna untuk memupuk rasa ukhuwah insaniyah dan ukhuwah wathaniyah.
Selain itu dalam waktu yang bersamaan, Kementerian Agama RI juga menghimbau kepada seluruh jajarannya untuk peduli Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Jadi gayung bersambut, ketemu dalam niat yang sama,” tambahnya.
Dengan harapan, melalui bantuan tersebut rasa sedih dan pesimis masyarakat Lombok tidak berlarut-larut, karena merasa sepenanggungan dalam duka dan derita, oleh segenap masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Kasubag Umum dan Humas IAIN Palu, Muhdar Ibrahim mengatakan, jika aksi galang dana tersebut akan berlangsung selama tiga hari, terhitung sejak tanggal 7 hingga 10 Agustus 2018. Dana tersebut dikumpulkan ke Bagian Umum IAIN Datokrama Palu.
Selanjutnya, dana yang terkumpul akan diserahkan ke Tim Tanggap Darurat Gempa NTB Kementerian Agama RI (Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI), untuk selanjutnya akan diserahkan langsung oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, kepada yang berhak menerimanya.
Gempa 7 SR yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (5/8/2019) petang itu, tidak hanya menyebabkan rumah warga rusak, akan tetapi juga merusak jaringan telekomunikasi dan listrik. Puluhan orang dilaporkan meninggal dunia dalam musibah itu, dan ratusan lainnya luka-luka. Gempa juga merusak fasilitas umum, seperti tempat ibadah dan lembaga pendidikan. UTM