Ibu-ibu Penyintas Bencana Dilatih Kreasi Olahan Coklat

COKLAT - Copy

PALU, MERCUSUAR – Lima orang ibu-ibu asyik bercengkerama, sambil serius mengaduk adonan berwarna coklat di wajan, menggunakan spatula dari kayu. Dari adonan yang terus diaduk tersebut, tercium aroma coklat yang kuat.

Farida (52), salah seorang ibu yang turut mengaduk adonan, menyeletuk membuyarkan konsentrasi beberapa jurnalis yang sedari tadi sibuk mengamati tingkah pola mereka.

“Adonan yang kami aduk ini adonan dodol coklat. Baru saja diajarkan tadi cara membuatnya,” celetuk Farida.

Ibu dua anak ini bersama puluhan ibu-ibu lainnya, tengah mengikuti pelatihan pengembangan produk cokelat olahan, yang merupakan program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi Kegiatan Pengembangan Produksi Pangan, yang diinisiasi oleh UPT Pengembangan Produk Industri Pangan dan Kerajinan Daerah pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulteng. Mereka selama empat hari diberikan pembekalan keterampilan mengolah bahan baku coklat menjadi aneka penganan coklat, yang difasilitasi oleh Rumah Cokelat, salah satu gerai binaan Disperindag Provinsi Sulteng.

Selain dodol coklat, tampak ibu-ibu lainnya sibuk mengolah adonan coklat menjadi aneka penganan lainnya seperti coklat batangan, permen coklat, juga coklat dengan ragam varian isi. Farida mengatakan, semua produk olahan coklat yang mereka pelajari cara pembuatannya dalam pelatihan tersebut, bahan bakunya adalah biji kakao asli Sulteng.

Ibu rumah tangga yang menekuni usaha aneka penganan ini menjelaskan, pelatihan ini diikuti oleh ibu-ibu dari Kota Palu dan sekitarnya, seperti Sigi, Donggala, hingga Parigi Moutong. Ibu-ibu tersebut rata-rata menekuni usaha kuliner, baik makanan maupun penganan.

Farida sendiri merupakan salah seorang peserta pelatihan yang juga korban terdampak bencana. Rumahnya di wilayah Tagari Londjo, Kelurahan Duyu, yang terletak tidak jauh dari lokasi likuefaksi di Kelurahan Balaroa, juga terdampak bencana, hingga menyebabkan kerusakan di sejumlah sudut rumah.

Dua minggu pasca bencana kata Farida, dirinya mengungsi bersama kedua anaknya keluar kota. Mereka mengungsi di sana hingga akhirnya kembali ke Kota Palu pada Februari 2019 lalu.

Sekembalinya ke Palu, Farida memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke Jalan Zebra, Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan. Di tempat tinggal baru ini, dirinya melanjutkan usaha yang ditekuninya, yakni usaha kuliner berupa penganan, seperti pizza, kue basah, dan lain-lain.

Terkait pelatihan tersebut, Farida mengatakan, keterampilan yang diajarkan oleh Rumah Cokelat ini sangat berguna, terutama untuk pengembangan usaha kecilnya. Dirinya berharap, dengan keterampilan ini, dirinya bisa mengembangkan hasil olahan cokelat dengan mereknya sendiri. Rumah Cokelat sendiri kata dia, sebagaimana disampaikan kepadanya, siap membantu memasarkan aneka hasil olahan cokelat yang diinya dan ibu-ibu lainnya kreasikan. JEF    

Pos terkait