TANAMODINDI, MERCUSUAR- Memasuki hari ke tujuh pada Agustus ini, pemberian vaksin imunisasi measles rubella (MR) pada anak didik usia 7-15 tahun masih sekitar sembilan persen atau jauh dari yang ditargetkan. Hal ini dikarenakan banyak orang tua dan pihak sekolah yang menolak anak-anaknya untuk divaksin dengan anggapan haram serta menyebabkan anak akan meninggal dunia .
Untuk itu sesuai janji Majelis Ulama Indonsia (MUI) yang berjanji pada 8 Agustus 2018 akan mengeluarkan fatwa terkait kehalalan vaksin MR ini, dengan begitu diharapkan para orang tua dan sekolah akan bekerja sama untuk memberikan vaksi kepada anak-anak mereka.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu, dr. Royke Abraham mengatakan, ada sejumlah sekolah di Kota Palu yang masih bersikukuh menolak dilakukan vaksin MR, dan juga ditambah pada orang tua yang menolak anaknya divaksin karena banyak mempercayai berita hoaks, yang berkembang di masyarakat.
“Posisi program MR untuk Kota Palu sampai tanggal 7 Agustus 2018, dalam laporan kemarin. Pencapaian kita sembilan persen dari target kita 62 ribu sekian untuk anak-anak 7 sampai kurang 15 tahun, memang dalam pelaksanaan lapangan ada kendala, salah satunya orang tua yang belum bersedia anaknya di imunisasi dengan alasan masih ada keraguan akan kehalalan vaksin ini,” ujar dr. Royke, Selasa (8/7/2018).
Sejuah ini, pihaknya terus berupaya mememnuhi target vaksin tersebut, salah satunya fokus penyisiran sekolah-sekolah yang menolak dilakukan vaksin. Dia memaparkan hal lain yang menjadi hambatan selama masa imunisasi MR yaitu munculnya kampanye negatif termasuk opini negatif yang disebabkan pemberitaan di media. Seperti pemberitaan seorang anak yang dikabarkan lumpuh, bahkan ada yang meninggal, tak lama setelah diimunisasi.
Menurut dia, sebelum seorang anak diimunisasi MR, tim lebih dahulu mendapat rekomendasi dari dokter. “Apakah imunisasi terhadap anak itu ditunda atau malah tidak boleh. Memang, ada beberapa anak yang tidak disarankan untuk menjalani imunisasi MR karena penyakit yang dideritanya,” pungkasnya.
Saat ini Kementrian Kesehatan RI dan didukung Wali Kota Palu untuk tetap melakukan pelayanan imunisasi MR di sekolah-sekolah serta kepada masyarakat yang tidak mempermasalahkan pemberian imunisasi MR ini.
“Bagi yang menolak jangan dipaksa!, kita tetap kembali mengadakan pendekatan dan kita sudah ada rencana untuk melibatkan tokoh agama dalam menyosialisasikan MR ini,” imbuhnya. ABS