TALISE, MERCUSUAR – Pisang Cavendish merupakan komoditas buah tropis yang sangat popular di dunia dan di Indonesia, telah dikembangkan di Kota Palu oleh Samsumarlin, melalui usaha rumahan di Perumahan BTN Teluk Palu Pemai Blok I No. 6, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore. Pisang Cavendish dihasilkan sendiri melalui budidaya yang dilakukan di Desa Potoya, Kabupatan Sigi.
Samsumarlin, Kamis (12/10/2023) mengatakan, perkembangan Pisang Cavendish di Sulteng sudah mulai dilirik oleh masyarakat, dengan pembelian bibit secara online. Namun kata dia, tidak sedikit yang salah dalam pembelian, karena kurangnya pemahaman.
Membudidaya Pisang Cavendish kata dia, membutuhkan ketelatenan dan keterampilan untuk memahami karakter serta pengolahan yang terstruktur, untuk mendapatkan hasil maksimal dengan nilai ekonomis yang tinggi.
“Sering kita jumpai buah pisang dengan warna kuning cantik bergelantungan di toko buah dan supermaket. Karena warna kuningnya yang sempurna, seringkali menjadi magnet untuk kita membelinya,” jelasnya.
Lanjut Samsumarlin, Raja Cavendish adalah usaha rumahan pengelolahan Pisang Cavendish dari hasil budidaya yang dilakukan di Desa Potoya, Kabupatan Sigi. Kemudian hasil panen dikelola di kediamannya di Perumahan BTN Teluk Palu Pemai.
Raja Cavendish sendiri kata dia, mengelola Pisang Cavendish sebagi usaha rumahan secara sederhana dan sudah berlangsung selama 4 (empat) tahun, dengan hasil yang baik yang bernilai ekonomis yang tinggi sangat diminati masyarakat dan telah dipasarkan di Transmart, beberapa kios buah di Kota Palu dan Kabupaten Morowali.
Samsumarlin juga membagikan tip cara memeram atau ripening sederhana Pisang Cavendish dengan hasil optimal, kuning cerah, rasa manis dan aman dikonsumsi. Pengolahan Pisang Cavendish dilakukan melalui sebuah inovasi dengan memanfaatkan bahan bekas. Teknik pemeraman ripening sederhana Pisang Cavendish dangan hasil optimal, dengan melalui langkah-langkah perlakuan, yakni pembangnan boks pendingin (boks container bekas).