SOSIALISASI – Mengawali program PEN-KLHK itu, BPDASHL Palu-Poso menggelar sosialisasi, Selasa (29/9/2020) di Hotel Bes Western Palu.FOTO : KARTINI NAINGGOLAN/MS
BPDASHL Palu-Poso///
Bantu Ekonomi Warga Melalui Padat Karya Mangrove
BIROBULI SELATAN, MERCUSUAR – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Palu-Poso akan melaksanakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan sistem kegiatan padat karya Penanaman Mangrove seluas 200 hektare di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Mengawali program PEN-KLHK itu, BPDASHL Palu-Poso menggelar sosialisasi dengan menghadirkan beberapa instansi terkait, kelompok tani, Kepala Desa, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau penggiat hutan, dan pers, Selasa (29/9/2020) di Hotel Bes Western Palu.
“Kegiatan padat karya penanaman mangrove di Sulteng melibatkan 448 penggiat yang terbagi dalam 16 kelompok tani yang ada di wilayah kerja BPDASHL Palu-Poso,” ungkap Kepala BPDASHL Palu-Poso, Encum, SP.,M.Si.
Menurutnya, dalam pelaksanaan program padat karya Mangrove, pihaknya telah mengidentifikasi dan menentukan lokasi dan sasaran pelaksana atau penerima manfaat kegiatan. Dimana ada 16 kelompok tani, dan berdasarkan data yang terkumpul ada 448 orang yang tersebar di tujuh kabupaten.
Harapannya kata Encum, 448 penerima manfaat secara aktif dan bisa memanfaatkan kegiatan sebaik mungkin, sehingga harapan jangka pendek warga akan mendapatkan insentif dari pekansaan kegiatan.
Kemudia harapan jangka Panjang kata dia, program ini berhasil sehingga rehabiliatasi pesisir melalui penanaman mangrove secara fisik berhasil dan berdampak pada berkembangnya ekosistem lain seperti biota laut yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir.
Sementara secara ekologi, diharapkan kelestarian mangrove dapat mencegah terjadinya abrasi pantai atau bencana alam seperti yang terjadi pada 28 September 2020 yang lalu.
Program Pemulihan Ekonomi Nasional
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng, Dr.Ir H. Nahardi,MM mengatakan, program padat karya mangrove merupakan bagian dari program pemulihan ekonomi nasional.
Mangrove menjadi pilihan, karena merupakan ekosistem khusus di Indonesia yang memiliki fungsi dan manfaat luar biasa, seperti mencegah abrasi pantai, tempat berkembang biota laut dan terpenting magrove menjadi satu perisai menahan gelombang tsunami.
Tahun ini kata Nahardi, padat karya mangrove yang dilaksanakan BPDAHL Palu-Poso seluas 200 ha atau setara dengan 13.000 HOK dengan sistem swakelolah.
“Ini bagian dari upaya pemerintah mendorong untuk membantu ekonomi masyarakat saat pandemi Covid-19. Selain itu diharapkan punya keberhasilan rehabilitasi ekosistem mangrove secara nyata,” ujarnya.
Program padat karya lanjut dia, akan dilaksanakan di tujuh kabupaten di Sulteng, sementara manfaat angsung dari program adalah memberikan ruang kerja bagi masyarakat karena system pelaksanaannya swakelolah, dimana pembayaran upah melalui rekening kelompok. TIN