Jangan Anggap Remeh Penyandang Disabilitas

DISABILITAS

PALU, MERCUSUAR Meskipun tidak memiliki kesempurnaan tubuh, bukan berarti para penyandang disabilitas mesti dianggap remeh, bahkan diposisikan di kelas bawah  dalam strata sosial.  Sebaliknya, mereka juga memiliki hak dan kewajiaban yang sama dengan masyarakat umum.

 

“Jangan anggap remeh kehadiran mereka. Kita tidak boleh mengabaikan hak mereka. Bahkan di antaranya ada yang memiliki kemampuan dalam mengukir prestasi,” kata Staf Ahli Gubernur bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Siti Norma Marjanu saat mewakili gubernur dalam Lokakarya Tematik Disabilitas Intrernasional tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, di Palu, kemarin.

Penyandang disabilitas juga berhak mendapat kesetaraan perhatian tanpa membeda-bedakan latar belakang, suku, agama, dan ras. Juga yang paling pokok mereka butuh pengakuan dan kesempatan untuk menunjukkan kualitas dan kapasitas diri mereka yang sebenarnya.

“Hari disabilitas internasional bertujuan untuk mengingatkan kembali bahwa penyandang disabilitas memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat yang memiliki fisik yang lengkap dan sempurna,” tambahnya.

Lanjut Norma Marjanu, hal ini karena penyandang disabilitas bukan orang-orang yang mengharap dikasihani akan tetapi mereka juga punya kemampuan melakukan sesuatu dengan cara mereka sendiri yang unik dan sudah pasti berbeda dari kebanyakan orang.

Apalagi pascabencana, lanjut Norma Mardjanu, tidak sedikit warga yang selamat maupun yang luka-luka, kini harus mengalami disabilitas sehingga   perlu menjadi perhatian para stakeholder  .

Dikatakan pula, penyandang disabilitas harus memiliki bekal keterampilan dan  tidak merasa bergantung dengan orang lain,  perasaan frustasi dan putus asa, yang justru bisa menghambat kemajuan dan pengembangan potensi diri mereka.

Sementara itu Manager Responsive Yakum, Anastasya Melinda menyatakan yayasan miliknya bekerja dengan prinsip kemanusiaan.  Pascagempa, tsunami dan likuefaksi di Sulteng, pihaknya segera merespons tanggap darurat dengan pendekatan inklusif.

Adapun kegiatan yang saat ini dilakukan adalah melakukan survei desain Huntara terutama bagi penyandang difabel dan lansia.

“Kita tetap bersama, penyandang disabilitas, mereka adalah warga yang harus diperhatikan, apalagi yang mengalami cacat tubuh,akibat bencana alam. Dan hal yang tersulit ketika para korban  harus memaklumi kondisi tubuhnya yang sekarang,” kuncinya.  NDA   

Pos terkait