Jemaat BK Dusun Lompio Kesulitan Air Bersih

Jemaat bk

SIGI, MERCUSUAR – Sebanyak 95 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Dusun enam Lompio, Desa Maranata Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, kini kesulitan air bersih. Setiap harinya warga harus berjalan kaki satu kilometer untuk mendapatkan air bersih.
Salah soerang warga Dusun Lompio, Noho mengatakan kondisi itu telah berlangsung sejak gempa dan likuefaksi yang melanda Kabupaten Sigi pada 28 September 2018 silam yang mengakibatkan saluran irigasi Gumbasa rusak berat.
“Setiap hari kami jalan kaki satu kilometer ambil air bersih di sumur milik warga. Itupun air bersih itu tidak cukup dan kami harus antre,” kata Noho ketika ditemui tim ACT Sulteng di lokasi, Rabu (31/7).
Menurut Noho, selama ini warga Dusun Lompio menggantungkan hidup dari irigasi Gumbasa. Selain untuk kebutuhan pertanian  juga untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, minum maupun kebutuhan lainnya.
“Kebetulan jalur irigasi Gumbasa ini melewati dusun kami, jadi kami dengan mudah mengambil air irigasi Gumbasa untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak harus berjalan kaki hingga satu kilometer,” katanya.
Dari pantuan Tim ACT di lokasi, puluhan hektar lahan pertanian di wilayah itu juga mengalami kekeringan. Tampak terlihat persawahan hanya ditumbuhi rumput.
Merespon kesulitan air tersebut, Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Sulawesi Tengah, Rabu pagi menyalurkan enam ribu liter air bersih di kompleks Gereja Bala Keselamatan Korps Lompio.
Puluhan warga mengantre untuk mendapatkan air bersih yang disalurkan langsung dari mobil tangki air bersih. Selain untuk kebutuhan masing-masing warga, air bersih tersebut juga digunakan untuk kebutuhan di Gereja setempat.
Pendeta BK Korps Lompio Nirmo mengaku sejak dia bertugas sebulan di gereja BK tersebut sangat kesulitan air bersih.
“Di sini selain bangunan-bangunan yang rusak juga kesulitan air bersih. Jadi dengan bantuan air bersih dari ACT ini saya sangat senang dan lega. Saya harap bantuan ini tidak hanya sebatas hari ini namun hingga ke depan,” Kata Nirmo di sela-sela pendistribusian air bersih.
Kepala Cabang ACT Sulawesi Tengah, Nurmarjani Loulembah mengatakan sudah hampir sebulan ini ACT Sulteng telah mendistribusikan air bersih kepada korban bencana khususnya warga yang tinggal di hunian sementara maupun warga yang menggantungkan hidupnya dari saluran irigasi Gumbasa.
Nani, sapaan akrabnya, menjelaskan bantuan air bersih ini diharapkan dapat benar-benar-tepat sasaran seperti warga yang tinggal di Dusun Lompio yang kesulitan air bersih.
“Distribusi air bersih ini merupakan bantuan dari mitra ACT yaitu Muslin Volunteer Malaysia yang diperuntukkan ke korban bencana alam di Sulawesi Tengah khusunya korban gempa, tsunami, dan likuefkasi,” kata Nani seperti dikutip dari rilis Humas ACT Sulteng.
Sebelumnya gempa bermagnitudo 7,4 yang melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi tidak hanya meluluhlantakan pemukiman warga dan menelan ribuan korban jiwa, namun juga merusak sejumlah infrastruktur termasuk irigasi pertanian.
Seperti di Kabupaten Sigi, irigasi Gumbasa yang menjadi penopang utama pertanian warga setempat  hingga kini belum bisa dialiri air akibat rusak dihantam gempa pada 28 September 2018 silam.MAN

Pos terkait