PALU, MERCUSUAR – Konsorsium YLBH APIK Sulteng, MALEO Sulteng dan KOMIU Sulteng yang didukung AJWS melaksanakan program pelatihan community garden pada sejumlah masyarakat kelompok rentan di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Pelatihan yang dilaksanakan pada 8-10 Februari 2021 tersebut, diikuti komunitas Gender Seksualitas dan Orang Dengan HIV (ODHIV).
Program Officer YLBH APIK, MALEO dan KOMIU Sulteng, Suharlin Sabani menjelaskan ada beberapa kelompok masyarakat yang memiliki kerentanan lebih tinggi dibandingkan kelompok masyarakat pada umumnya, yang terdampak pandemi COVID-19 di Indonesia. Kerentanan tersebut mencakup permasalahan kesehatan, ekonomi, hingga eksklusif sosial sebagai akibat dari pandemi Covid-19.
“Melihat kondisi yang tersebut, konsorsium YLBH APIK Sulteng, MALEO Sulteng, dan KOMIU Sulteng yang sepenuhnya didukung oleh AJWS, melaksanakan program Community Garden yang diharapkan berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan dasar bagi kelompok perempuan, gender seksualitas dan ODHIV serta lingkungan sekitar,” jelas Suharlin, Rabu (10/2/2021).
Ia menuturkan, adanya community garden di Donggala diharapkan dapat menjadi ‘pilot garden’ bagi komunitas Gender Seksualitas dan ODHIV yang berkelanjutan. Pascapelaksanaan program akan dilakukan pendampingan lebih lanjut, monitoring dan evaluasi program.
Pandemi Covid-19 disebut juga menyebabkan banyak kegiatan ekonomi, pangan, maupun sosial terhenti bahkan nyaris terputus. Hal tersebut tak terkecuali pada persoalan akses pangan dan sanitasi kelompok rentan. “Merebaknya Covid-19 pada semua kalangan, membuat seluruh pihak harus menjaga diri memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan, dan menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat. Pemenuhan alternatif pangan yang tersedia dan dikelola secara bersama adalah pembelajaran terbaik, dalam rangka antisipasi dampak krisis pangan yang berkepanjangan dari Covid-19,” lanjutnya.
Salah seorang fasilitator dari WALHI Sulteng, Siti Zulaika menambahkan pelatihan tersebut sangat penting, untuk membangun kesadaran bahwa ternyata ada bibit lokal yang harus dibudidayakan, dibanding harus membeli bibit yang dijual dalam bentuk kemasan.
Kegiatan serupa rencananya akan dilaksanakan di Kabupaten Sigi pada pekan ketiga bulan Februari 2021 mendatang. kegiatan itu untuk memberikan pemahaman terhadap komunitas dampingan, mengenai pengembangan dan teknik pertanian, budidaya pertanian, pengelolaan hasil pertanian, dan pengorganisasian kelompok pertanian. IEA