Kemana Larinya Solar di Sulteng?

solar

SUDAH beberapa bulan terakhir SPBU di Kota Palu selalu dipenuhi antrean truk-truk besar, sekadar untuk memperoleh bahan bakar minya (BBM) jenis solar. Antrean nyaris terjadi setiap hari, di hampir semua SPBU. Bahkan bukan hanya di Palu, kelangkaan juga terjadi di kabupaten lain. Kemana sebenarnya larinya solar di Sulteng?

 

Oleh: Tim Mercusuar

 

PT Pertamina yang dikonfirmasi terkait kelangkaan solar dan panjangnya antrean konsumen, tidak menyebutkan kuota BBM, khususnya solar di Sulteng secara rinci. Pjs Unit Manager Communication & CSR MOR VII PT Pertamina, Ahad Rahedi, hanya memaparkan catatan realisasi penyaluran solar untuk Sulteng.

Pertamina melalui memastikan bahwa penyaluran BBM jenis Bio Solar aman. Berdasarkan catatan Pertamina untuk Provinsi Sulteng rerata realisasi penyaluran Bio Solar sebesar 320 ribu liter, meningkat 108 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 312 ribu liter.

PT Pertamina akan memberikan sanksi tegas kepada pengelola SPBU yang terbukti melanggar ketentuan Standar Operasi Prosedur (SOP) dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.

 “Terkait adanya aspirasi dan masukkan dari masyarakat, pasti akan kami terima dan tindak lanjuti. Pertamina akan bersinergi dengan institusi terkait, dan jika terbukti melanggar kami pastikan akan berikan sanksi yang tegas,” ujar Ahad.

Selain itu, Pertamina juga menghimbau kepada masyarakat untuk membeli BBM Bio Solar subsidi sesuai dengan penggunaan dan peruntukkannya. Untuk kendaraan tertentu seperti kendaraan Dinas BUMN/BUMD, TNI/POLRI, pemerintah, alat berat, kendaraan pengangkut barang (hasil tambang dan perkebunan) dengan jumlah roda lebih dari 6 dianjurkan untuk menggunakan BBM jenis solar nonsubsidi.

“Jadi kalau ada yang kurang tepat sasaran, kami sangat menghargai jika ada masyarakat yang langsung memberikan laporan, melalui call center Pertamina 135. Peran serta aparat dan institusi terkait dalam pengawasan juga sangat kami apresiasi,” tutup Ahad.

Kondisi aman yang diungkapkan Ahad, tidak sesuai fakta lapangan. Antrean panjang kendaraan menunjukkan bahwa solar tidak mudah didapat.

Kondisi itu bukan hanya di Palu. Di Buol, solar juga menjadi barang langka. Kelangkaan solar di Buol, diakibatkan pasokan solar tidak sesuai kuota. Dari 21.000 liter kuota untuk dua unit SPBU yang ada di dalam Kota Buol, hanya 8.000 liter yang dipasok untuk melayani  kebutuhan masyarakat.

Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Setdakab Buol, Syarif Djusuf SH mengatakan mengatasi kelangkaan BBM jenis solar itu pihaknya bersama aparat Kepolisian dan Satpol PP melakukan pengawasan dan penertiban pelayanan di kedua SPBU, yakni SPBU 01 dan  09.

Terkait kelangkaan solar, Ketua DPC Hiswana Migas Sulteng, Denny Chandra yang dihubung Mercusuar belum lama ini, mengakui pihaknya sudah menyerahkan permasalahan ini kepada pemerintah daerah dan Pertamina karena pihaknya hanya selaku operator yang menyalurkan BBM kepada masyarakat.

Kelangkaan solar juga menarik perhatian Wali Kota Palu, Hidayat. Belum lama ini, Wali Kota Palu, didampingi Kadisperindag Kota Palu, Syamsul Syaifudin dan Kasat Pol. PP Kota Palu melakukan pertemuan dengan Pertamina, SPBU, dan pihak terkait lainnya di ruang kerja wali kota, Senin, (12/8/2019). Pertemuan itu membahas mengenai penyaluran BBM jenis solar bersubsidi, yang dalam beberapa bulan terakhir ini sering terjadi antrian kendaraan hingga berjam-jam.

Pertemuan itu dikoordinir langsung oleh Asisten II bidang Administrasi Perekonomian,  Singgih B. Prasetyo dan bagian Ekbang Setda kota Palu itu. Dari pertemuan tersebut diperoleh beberapa keputusan diantaranya yakni akan dibuat Peraturan Wali kota (Perwali) tentang penyaluran BBM bersubsidi jenis solar untuk jangka waktu panjang.

Sementara jangka pendeknya, Pemerintah Kota Palu menugaskan personel Satpol PP Kota Palu dan Dinas Perhubungan Kota Palu untuk mengawal proses penyaluran di SPBU, terutama yang menyediakan BBM bersubsidi.

Pemerintah Provinsi dipimpin Asisten II, Bunga Elim Somba juga menggelar rapat bersama Satuan Tugas (Satgas) Tim Pengawas dan Penertiban Bahan Bakar Bersubsidi Sulteng selama dua hari, Senin dan Selasa 12 – 13 Agustus di ruang kerja Asisten II.
“Kami sudah rapatkan dengan Satgas BBM pada hari Senin kemarin,” tulis Asisten II Pemprov, Bunga Elim Somba via aplikasi WatsApp, Rabu (14/8/2019).

“Saya tidak sampai selesai, karena harus menghadiri siding di DPRD dan belum dapat risalah rapatnya. Silakan hubungi Kadis Perindag,” katanya.

Hadir dalam rapat bersama ini, dari perwakilan Polda Sulteng, Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas), Pertamina, Dinas ESDM, Dinas Perindag, Kepala Dinas Perdagangan, Richard Arnaldo, Kasat Pol PP, Nadir, Biro Ekbang, dan Biro Hukum Pemprov.

Sementara Kadis Perindag, Richard membenarkan dirinya memimpin rapat menggantikan Asisten II Elim Somba.

Dalam rapat tersebut ujar Richard, disimpulkan bahwa surat edaran yang dikeluarkan oleh Dinas ESDM terkait pembatasan penggunaan solar bersubsidi kepada usaha pertambangan di sekitar Teluk Palu, harus lebih dikuatkan melalui Peraturan Gubernur (Pergub).

“Selanjutnya menjadi usulan agar perusahaan – perusahaan yang tidak berhak menggunakan solar bersubsidi disarankan oleh Hiswana diberikan kartu kendali di setiap alat/kendaraannya,” katanya.

Olehnya tutur Richard, mereka dapat membeli solar industri atau dexlite dengan model kupon sesuai pemakaian rutinnya. Jadi sudah bisa dipastikan mereka menggunakan solar atau bahan bakar tidak bersubsisdi.

“Dari sisi penyelewengan berindikasi pidana seperti mobil siluman diminta pihak Polda dapat langsung menindak dengan tegas,” tadas Richard.

Penindakan itu katanya,  jika ditemui kendaraan-kendaraan perushaan tersebut sedang melakukan pengisian BBM subsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Selain itu,  diharapkan operator SPBU segera melaporkan jika ada yang terindikasi mobil siluman dengan mencatat plat atau foto langsung sebagai barang bukti.

Pertamina, Hiswana Migas, dan pemerintah daerah yang telah menggelar berbagai rapat, pada akhirnya belum menemukan titik terang kemana larinya solar yang menjadi jatah Sulteng, hingga kelangkaan terus terjadi.  HAI/BOB/ABS/SUL

Pos terkait