PALU, MERCUSUAR – Puluhan mahasiwa dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu dan Universitas Tadulako (Untad) mengikuti pelatihan menulis, yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sejarah Peradaban Islam (SPI) IAIN Palu, 7-8 Maret 2020. Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan (Wadek) III Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Palu, Dr. Syamsuri Akil, S.Ag, M.Ag.
Dalam sambutannya, Wadek III FUAD IAIN Palu mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas mahasiswa dalam bidang kepenulisan. Menurutnya, kegiatan seperti ini harus sering dilaksanakan di IAIN Palu.
Ketua Umum HMJ SPI IAIN Palu, Iin Dzulfaizah, dalam sambutannya mengatakan, ide pelaksanaan kegiatan ini lahir dari keinginan untuk mengembangkan budaya menulis di kalangan mahasiswa. Kata dia, dengan belajar menulis sejak dini, minimal mahasiswa tidak lagi kesulitan saat mengerjakan tugas atau bahkan skripsi.
“Harapannya, dengan membiasakan diri menulis, mahasiswa juga mampu mengangkat persoalan-persoalan terkini di masyarakat, juga alternatif solusi yang ditawarkan, ke dalam tulisan,” ujarnya.
Pelatihan menulis ini menghadirkan tiga orang pemateri, yakni Sejarawan Untad, Haliadi, S.S., M.Hum., Ph.D, yang membawakan materi tentang menemukenali sumber sejarah lokal, kemudian sejarawan IAIN Palu, Moh. Sairin, S.Pd, MA, tentang metodologi penulisan sejarah lokal, serta Redaktur Harian Umum Mercusuar, Jefrianto, tentang menulis kreatif dan reportase sejarah.
Pelatihan menulis kali ini berbeda dengan pelatihan menulis pada umumnya, karena setelah menerima materi tentang kepenulisan pada hari pertama, para peserta melakukan penelitian lapangan pada hari kedua, untuk mengumpulkan bahan tulisan. Bahan-bahan tulisan tersebut, akan diramu menjadi tulisan yang akan dipublikasikan di bulletin bulanan HMJ SPI IAIN Palu, yakni bulletin Syajaratun.
“Para peserta ini tetap kita pantau progress tulisannya setiap minggu. Hasil penelusuran lapangan mereka di Kelurahan Besusu Barat inilah, yang akan jadi bahan tulisan mereka untuk bulletin Syajaratun edisi Maret 2020,” ujar Iin. JEF