PALU, MERCUSUAR – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng melalui Bidang Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam), menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kompetensi Penceramah Agama angkatan II, di hotel Santika Palu, Senin (19/10/2020).
Kegiatan yang digelar selama dua hari tersebut, merupakan bagian dari Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah yang digelar sebanyak tiga angkatan. Sebelumnya Bimtek angkatan I dilaksanakan di lokasi yang sama, pekan lalu.
Dalam sambutannya, Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Rusman Langke menegaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi para da’i, untuk menghadapi dinamika umat dan tantangan era milenial.
“Jika da’i tidak punya kompetensi, maka akan menjadi problem bagi kita semua,” tegas Rusman.
Ia menambahkan, meskipun tidak dilakukan survey, namun dapat terlihat bahwa saat ini umat Islam masih kekurangan jumlah da’i, terutama di daerah-daerah pedesaan terjauh. Selain itu, secara sistemik saat ini para da’i juga dihadapkan pada tantangan dakwah secara internal dan eksternal.
“Ini menjadi tantangan bagi umat Islam. Olehnya perlu semacam brainstorming dan diskusi, agar da’i bisa meningkatkan kompetensinya,” ujarnya.
Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 100 peserta yang berasal dari 40 organisasi kemasyarakatan (ormas), lembaga keagamaan, serta pondok pesantren.
TINGKATKAN LITERASI ZAKAT DAN WAKAF
Sementara itu, dalam Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Angkatan II Kanwil Kemenag Sulteng, para peserta diajak untuk meningkatkan literasi zakat dan wakaf. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Islam Kemenag RI, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, saat membawakan materi secara virtual.
Menurutnya, potensi zakat di Indonesia dapat mencapai ratusan triliun rupiah jika dikembangkan dengan maksimal. Namun realisasinya hanya sekitar sepuluh persen saja. Hal itu, kata Kamaruddin, antara lain disebabkan rendahnya literasi zakat dan wakaf di masyarakat.
“Oleh karena itu, para penceramah agama harus ikut serta meningkatkan literasi zakat dan wakaf di kalangan umat Islam,” kata Kamaruddin. IEA