BIROBULI UTARA, MERCUSUAR – Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tengah terus mendorong terwujudnya kemandirian ekonomi di lingkungan pesantren. Selain sebagai pusat pendidikan keagamaan, pesantren kini juga diarahkan menjadi pilar penggerak ekonomi umat.
Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kemenag Sulteng, Rusdin, mengapresiasi inisiatif Bank Indonesia melalui Program HEBITREN (Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren) dalam mendukung pesantren agar mandiri secara ekonomi. Menurutnya, program ini sejalan dengan salah satu agenda prioritas nasional Kemenag yang telah dijalankan sejak tahun 2020 melalui Direktorat Pendidikan Pesantren.
“Saat ini terdapat lebih dari 37.000 pesantren di Indonesia, termasuk 139 pesantren di Sulawesi Tengah yang telah memiliki izin operasional dan terdaftar aktif di Kementerian Agama. Jumlah santri secara nasional mencapai sekitar 4 juta jiwa. Ini adalah potensi luar biasa jika dapat dikelola secara efektif. Kemandirian ekonomi pesantren akan lebih mudah tercapai apabila ada sistem yang memungkinkan antarpesantren saling terhubung dalam berbagai lini usaha,” jelas Rusdin, Rabu (10/4/2025).
Program kemandirian pesantren yang tengah dijalankan Kemenag bertujuan membentuk ekosistem ekonomi pesantren yang saling terkoneksi. Pesantren yang telah memiliki unit usaha yang kuat diharapkan dapat menjadi penggerak sekaligus mentor bagi pesantren lainnya.
“Secara nasional, Kemenag menargetkan 1.500 pesantren untuk terlibat dalam program inkubasi ekonomi. Di Sulawesi Tengah sendiri, sudah ada 30 pesantren yang menerima manfaat dari program pembinaan dan pemberdayaan ini,” tambah Rusdin.
Kemenag juga menjalin kolaborasi strategis dengan Bank Indonesia melalui Program HEBITREN untuk mempercepat terwujudnya pesantren mandiri. Hingga kini, sebanyak 14 pesantren di Sulawesi Tengah telah tergabung dalam program ini.
“Kami berharap, sinergi antara inkubasi bisnis dan program HEBITREN dapat memperkuat fondasi ekonomi pesantren dan mewujudkan kemandirian yang berkelanjutan,” imbuh Rusdin.
Senada dengan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah, Rony Hartawan, menegaskan pentingnya keterlibatan aktif seluruh pesantren dalam jaringan HEBITREN.
“Pesantren yang telah memiliki unit usaha mapan bisa menjadi motor penggerak bagi pesantren lain agar tumbuh bersama. Tujuan utama kita adalah membangun jaringan ekonomi pesantren yang saling menopang dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua HEBITREN Sulawesi Tengah, Habib Ali Hasan Aljufri, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan studi banding ke sejumlah pesantren maju di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
“Banyak pelajaran dan inspirasi yang kami dapatkan dari kunjungan tersebut. Kami optimis, pesantren di wilayah timur Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah, memiliki potensi besar untuk tumbuh dan bersaing,” tutupnya. UTM
Kemenag Sulteng Dorong Kemandirian Ekonomi Pesantren
