BIROBULI UTARA, MERCUSUAR – Memperingati puncak Hari Santri Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng melaksanakan zikir dan tabligh akbar. Kegiatan tersebut diikuti sejumlah Pondok Pesantren (Ponpes) di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, Minggu (3/11/2019).
Pada Kesempatan itu Kakanwil Kepala Kemenag Sulteng, Rusman Langke, mengatakan bahwa pesantren merupakan benteng pertahanan pembinaan generasi muda untuk menegakkan NKRI.
“Ini telah terbukti bagaimana besarnya kontribusi pesantren dalam sejarah pergerakan Kemerdekaan Indonesia, dan dalam mengisi Kemerdekaan Indonesia. Hal ini tidak dapat dipungkiri alumni pondok pesantren telah memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan nasional,” katanya.
Rangkaian acara pada peringatan Hari Santri 2019 ini diawali oleh pembacaan Ayat Al-Qur’an oleh Ust. H. Abd. Azis T., dilanjutkan dengan acara Zikir bersama Ust, KH. Ahmad Asse dan Tabligh Akbar oleh DR. H. Lukman Tahir, M. Ag.
“Pemerintah memberikan penghargaan dan apresiasi besar pada eksistensi Pondok Pesantren, dengan mengeluarkan UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pondok Pesantren. Dan Presiden Joko Widodo telah menandatangani Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional,” tambahnya.
Olehnya, kata Rusman peringatan Hari Santri Nasional itu, sebagai upaya mensupport pondok pesantren dan para kiyainya untuk tidak henti- hentinya memberikan kontribusi pada pembinaan generasi muda.
Rusman diakhir sambutannya menjelaskan bahwa semangat keagamaan yang dikembangkan di Indonesia saat ini berasal dari intisari semangat keagamaan yang dikembangkan oleh para Kiyai di Pondok Pesantren yaitu “Rahmatan Lil Alamin” Islam washatiyah, Islam moderat, toleran, tawashut dan tawazun, yang kemudian di kemas dalam slogan “Moderasi beragama.”
Turut hadir pula Kakan Kemenag Kota Palu, H. Ma’sum Rumi, Kakankemenag Kab. Sigi As’ad Latopada serta para guru Kiyai Pengasuh Pondok Pesantren. Acara ini dihadiri sekitar 500 orang santri berasal dari ponpes. UTM