Kemenag Sulteng Resmikan Kelas Sementara MTsN 3 Palu

HAELLL

PALU, MERCUSUAR – Kementrian Agama (Kemenag) Sulteng telah merampungkan bantuan pembangunan kelas sementara untuk MTsN 3 Palu. dengan adanya kelas tersebut MTsN 3 Palu mendapatkan kelas tambahan, karena sebelumnya masih mengalami kekurangan kelas.

Peresmian tersebut dilaksanakan langsung oleh Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Rusman Langke, dan dihadiri langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Hidayat Lamakarate.

Lokasi bangunan yang berada di Jalan Kijang Selatan VI ini adalah lokasi sementara MTsN 3 Kota Palu pasca bencana, yang merupakan tanah milik warga setempat, keluarga besar Morowali.  Atas keihklasan memberikan kesempatan kepada untuk mendirikan bangunan di tanah tersebut. 

Pasca bencana gempa, tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018 yang lalu, MTsN 3 Kota Palu yang terkena dampak langsung karena berdekatan dengan Petobo, mengalami kerusakan hampir 90 persen bangunan, ruang kelas rusak berat akibat likuefaksi.

Dengan kondisi tersebut, proses belajar mengajar tetap berlangsung walaupun dengan kondisi yang terbatas. Siswa dan siswi terpaksa belajar di tenda, di bawah pohon dengan kondisi cuaca yang panas dan terpapar debu.

Dengan bantuan dari Save The Children (Yayasan Sayangi Tunas Cilik), atas bangunan kelas sementara sebanyak 7 kelas, dan selanjutnya akan dibangun 3 kelas lagi.

Kakanwil mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan tersebut, dan berharap, nantinya MTsN 3 Kota Palu juga akan mendapatkan sekolah permanen. Menurutnya, ruang kelas yang dibangun sangat baik kondisinya untuk proses belajar mengajar.

“Peran Pemerintah Daerah dalam hal ini Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah sangat membantu Kami dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah” ujar Kakanwil, Selasa (6/8/2019). 

Dalam sambutannya, Hidayat mengatakan, butuh respon cepat agar sekolah dapat dibangun kembali. Usai melihat sekolah darurat MTsN 3 Kota Palu yang telah dibangun, menurutnya kurang layak, kemudian kondisi tersebut mendapat respon yang baik dari Yayasan STC, yang awalnya hanya akan dibangun enam kelas. Namun Hidayat meminta untuk dibangun 10 kelas. 

“Diusahakan kelas yang dibangun sebaik mungkin membuat nyaman para siswa dalam belajar, namun jangan sampai terjadi hubungan arus pendek yang menyebabkan kebakaran. “ujarnya

Kelas sementara yang dibangun memang sangat baik dari kelas sebelumnya dan diharapkan siswa dapat belajar dengan lebih nyaman dari sebelumnya.  

Menurutnya, sudah ada tanah yang dihibahkan oleh masyarakat Petobo untuk MTsN 3 Kota Palu, Ia meminta pihak madrasah agar segera mengurus sertifikatnya, agar dapat segara dibangun sekolah permanen. 

Hidayat mengatakan, dibutuhkan respon cepat agar sekolah dapat dibangun kembali, dan pemerintah daerah berkomitmen untuk membantu membangun kembali sekolah-sekolah yang terdampak bencana. 

“Masih ada lembaga-lembaga yang siap membantu dalam bentuk sekolah permanen, dengan  persyaratan lahan bukan daerah likuefaksi, zona Merah dan telah bersertifikat, sehingga tidak bermasalah. 

“Jika ada madrasah lain yang akan dibangun tapi belum ada intervensi dari pusat, kami akan bantu, kami tidak memiilih, yang penting sekolah, yang mendidik dalam jumlah besar. “jelasnya.

Sekdaprov bersama Kakanwil Kemenag Sulteng bersama-sama menggunting pita, sebagai tanda  bahwa ruang belajar tersebut resmi digunakan. Sebelumnya telah dilakukan penandatanganan serah terima ruang belajar oleh pihak MTsN 3 Palu dan Yayasan Sayangi Tunas Cilik. 

Peresmian ini dihadiri pula beberapa pejabat dari Pemerintah daerah, serta Pejabat di lingkungan Kemenag kota palu dan Kanwil Kemenag Sulteng.UTM

 

 

Pos terkait