Kemenag: Ummahat DDI di Jalan yang Benar

DDI

NUNU, MERCUSUAR – Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Islam (Bimais) pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah (Kanwil Kemenag Sulteng), Muhammad Ramli mengatakan, sebagai bagian dari Darud Dakwah wal Irsyad (DDI), Ummahat DDI merupakan salah satu wadah perjuangan Islam. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh pendiri DDI, Anre Gurutta Ambo Dalle, bahwa DDI berjuang untuk Islam.

“Saya ingin menyatakan, ummahat ini sudah berada di jalan yang benar, karena ummahat ini salah satu underbow (organisasi sayap) DDI,” kata Muhammad Ramli pada peringatan setahun gempabumi, tsunami, dan likuefaksi, di Masjid Alhidayah DDI, Jalan Sungai Sausu, Kelurahan Nunu, Kecamatan Palu Barat, Palu, Sabtu (28/9/2019).

Menurut Ramli, saat ini pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag), mendorong moderasi beragama. Moderasi beragama adalah suatu paham yang meyakini kebenaran agamanya, dan pada saat bersamaan memberikan toleransi pada umat agama lain. Jauh sebelum moderasi beragama dikampanyekan Kemenag, DDI, juga ummahat, sudah mengajarkan nilai-nilai toleransi.

“Kita sudah beragama secara moderat,” kata Ramli yang mengaku pernah mengenyam bangku madrasah DDI di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Sementara itu, ketua panitia kegiatan, Hj. Aenon dalam sambutannya mengatakan, dalam upaya memberikan pelayanan kepada umat, Ummahat DDI akan berjuang membangun pesantren putri DDI di daerah ini. Pesantren putri tersebut akan dibangun di atas tanah wakaf tokoh DDI. Ia pun berharap kepada pemerintah, secara khusus Kemenag, dapat membantu mewujudkan cita-cita ini.

Menjawab hal tersebut, Muhammad Ramli mengatakan, Ummahat DDI Sulteng bisa merintis pesantren alternatif yang sesuai zaman.

“Memang kita ada perkembangan baru, ada madrasah terpadu, sekolah terpadu, madrasah tahfidz, madrasah IT (teknologi informasi),” kata Ramli.

Ia pun mengusulkan, kalau Ummahat DDI ingin membuat pesantren, bisa membuat pesantren mahasiswa atau pesantren mahasiswi.

“Pesantren mahasiswa atau pesantren mahasiswi adalah pagi hari kuliah, sore sampai malam di pesantren. Mungkin kita ke arah sana, bisa modifikasi yang ada,” katanya. “Di kemenag ada bidang pontren (pondok pesantren), mudahan-mudahan bisa kerjasama,” tukasnya.

Setahun peringatan gempabumi, tsunami, dan likuefaksi di Masjid Alhidayah DDI di Palu tersebut dirangkaikan dengan zikir dan doa bersama untuk para korban bencana. Ketua Dewan Penasehat DDI Sulteng, KH. As’ad Syukur mengatakan kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya menjalin silaturahmi dan harmonisasi warga DDI, dan sesama masyarakat Kota Palu, pasca bencana. Hadir para tokoh DDI, termasuk kepala sekolah dan guru DDI di Palu. JEF/*

Pos terkait