Kemenkes: Mitigasi TBC Dengan Pemberdayaan Masyarakat

FOTO TBC

PALU, MERCUSUAR – Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), dr Jumriani Yunus, mengikuti video konferensi terkait peran desa dalam penanggulangan TBC, dalam rangka mendukung percepatan eliminasi TBC, yang dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di Indonesia pada tahun 2030, Kamis (2/7/2020). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Kepala Dinas Kesehatan tingkat I dan II serta Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) tingkat I dan II.

Pada kesempatan ini, Staf Ahli Menteri Kesehatan RI, dr. M. Subuh mengatakan, TBC atau tuberculosis merupakan masalah utama penyakit di Indonesia. Ia mengungkapkan, penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi masih didominasi oleh tuberculosis. Saat ini, data menunjukkan ada 24 orang per jam meninggal akibat tuberculosis.

“Anda bisa bayangkan dalam 1 tahun, kurang lebih 200 ribu orang meninggal,” ungkapnya.

  1. Subuh menjelaskan, persoalan tuberculosis di Indonesia dapat dimitigasi, jika dikerjakan secara bersama, dengan meningkatkan peran lintas sektor dan masyarakat.

Angka penemuan tuberculosis di Indonesia makin hari semakin meningkat, tetapi belum signifikan terhadap estimasi dari jumlah kasus yang ada.

“Estimasi kita itu ada sekitar 800 lebih kasus, makanya upaya untuk membongkar tuberculosis dengan pemberdayaan masyarakat saya kira ini merupakan suatu hal yang penting sekali,” jelas M. Subuh.

Dia berharap, masyarakat di tingkat desa dapat diberdayakan, sehingga memiliki pengetahuan untuk mengenali dan mencegah TBC, agar bersinergi dengan cita-cita Kementerian Kesehatan Indonesia bebas TBC tahun 2030.

Narasumber dalam kegiatan adalah Pelaksana Harian Dirjen Bangda Kemendagri, Direktur Pelayanan Sosial Dasar Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Anggota DPR RI. BOB

Pos terkait