LOLU SELATAN, MERCUSUAR – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Provinsi Sulteng menggelar konferensi pers APBN Triwulan II Tahun 2024, yang dilaksanakan pada Selasa (27/8/2024), di Aula InTress Kanwil DJPb Provinsi Sulteng.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Provinsi Sulteng, Yuni Wibawa mengatakan, berbeda dengan konferensi pers sebelumnya, konferensi pers kali ini dilakukan secara pentahelix, mencakup kebijakan fiskal (APBN dan APBD), serta kebijakan moneter regional. Kegiatan ini kata dia, sebagai bukti nyata adanya semangat kolaborasi dalam mendorong transparansi atas pengelolaan keuangan negara kepada masyarakat, serta meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja perekonomian di daerah.
Lanjut Yuni, kinerja APBN hingga 31 Juli 2024 menunjukkan pertumbuhan positif dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Sulteng. Capaian Pendapatan Negara Regional Sulteng sebesar 58,6 persen dari target 2024, tidak terlepas dari dukungan kinerja komponen penerimaan pajak, penerimaan Bea Cukai, dan PNBP.
Kinerja belanja turut menunjukkan perbaikan dalam menunjang kesejahteraan rakyat di Sulteng. Hal tersebut terbukti dari progres belanja pada lini-lini krusial. Sebagian besar belanja pemerintah digunakan untuk menyelenggarakan fungsi pelayanan umum. Alokasi belanja untuk fungsi ekonomi, sebagian besar terealisasi untuk pembangunan segi transportasi, seperti infrastruktur konektivitas, juga peningkatan kualitas SDM lewat Belanja Kesehatan dan Pendidikan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulteng, Rony Hartawan menjelaskan, berdasarkan rilis BPS, perekonomian Sulteng pada triwulan II 2024 tumbuh 9,75 persen (yoy). Meskipun melambat dibandingkan dengan triwulan I 2024 sebesar 10,49 persen (yoy), pertumbuhan ekonomi Sulteng tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan nasional sebesar 5,05 persen (yoy) dan menjadi pertumbuhan tertinggi ketiga, setelah Papua Barat dan Maluku Utara.
Lanjut Rony, BPS juga mencatat realisasi inflasi Sulteng per Juli 2024 sebesar 2,45 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan Juni 2024 sebesar 2,82 persen (yoy). Perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau dari 6,86 persen (yoy) menjadi 5,10 persen (yoy), seiring dengan deflasi yang terjadi pada sejumlah komoditas volatile food, antara lain ikan cakalang, ikan selar, ikan kembung, ikan lajang dan bawang merah.
Sementara itu, inflasi Sulteng pada akhir tahun 2024 diperkirakan berada pada kisaran sasaran inflasi nasional yakni 2,5 persen ±1 persen (yoy). Berdasarkan pemantauan melalui PIHPS dan SP2KP Kementerian Perdagangan, harga sejumlah komoditas bahan makanan terpantau stabil, dengan komoditas yang perlu menjadi perhatian adalah cabai rawit dan minyak goreng.
Sebagai perwujudan komitmen peningkatan literasi keuangan, OJK konsisten melakukan berbagai upaya sesuai dengan kewenangan OJK dalam pemberantasan judi online.
Kemudian, terkait konektivitas antar daerah dan dampak perubahan iklim, Local Expert Sulteng-Regional Expert Sulawesi Kementerian Keuangan, Moh. Ahlis Djirimu menjelaskan, APBN terbukti mampu mendorong perbaikan kondisi jalan nasional di wilayah Sulteng. Tak hanya itu, realisasi belanja infrastruktur konektivitas Sulteng, telah berhasil menghadirkan sarana prasarana untuk menunjang mobilitas masyarakat dan distribusi komoditas, baik dari jalur darat, laut, dan udara.
Lalu, dalam menanggunali perubahan iklim, pemerintah daerah di Sulteng telah melakukan beberapa intervensi. Pertama, penggunaan APBN dan APBD untuk belanja modal terkait irigasi, jaringan, dan instalasi air serta pengamanan bencana. Kedua, interventsi atas sektor agrikultur yang terdampak perubahan iklim sehingga ketahanan pangan dapat terjaga. Ketiga, mendukung program SGDs yang dilaksanakan di dalam kawasan Sulteng.
Terkait paparan di atas, Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng, Novalina, memberikan apresiasi atas adanya kolaborasi terhadap pemaparan kondisi fiskal, moneter, sektor jasa keuangan, dan strategic issue hingga 31 Juli 2024, yang turut menghadirkan gagasan yang lebih komprehensif dalam rangka pembangunan di Sulteng. Kondisi di Sulteng kata dia, mendorong untuk mampu memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi untuk menghadirkan pemerataan kesejahteraan di masyarakat.
“Semoga kinerja perekonomian dapat terus meningkat, sehingga membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat Sulteng. Dengan penguatan sinergi perekonomian wilayah Sulteng, mari mewujudkan Gerak Cepat Menuju Sulawesi Tengah Lebih Sejahtera dan Lebih Maju,” ujarnya. */JEF