PALU, MERCUSUAR – Kepala Bidang Statistik Distribusi pada Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, G.A. Nasser mengatakan kenaikan tarif pulsa data pada Juli memberikan kontribusi signifikan dalam kenaikan inflasi di Kota yang tercatat sebesar 0,20 persen.
Pulsa data ponsel merupakan komoditas yang tidak bisa dikendalikan di daerah dan ini merupakan kewenangan pihak perusahaan swasta. Kenaikan tariff ini merata di hampir semua operator. “Dari hasil pemantauan kami, ada perubahan harga penjualan pulsa data dan ini turut memberikan andil yang cukup besar terjadinya inflasi,” kata Nasser saat konferensi pers perkembangan ekonomi di kantor BPS, Rabu (1/8/2018).
Komoditas lain yang turut andil dalam kenaikan inflasi adalah cabe rawit (0,09 persen), ayam hidup (0,08 persen), daging ayam ras (0,08 persen) dan tomat buah (0,06 persen).
Secara umum, inflasi yang terjadi di Kota Palu disebabkan oleh volatily food atau kelompok bahan makanan, yaitu inflasi inti yang disebabkan perubahan pada harga kelompok makanan. “Inflasi inti yang terjadi di Kota Palu karena faktor kelompok bahan makanan,” ujarnya.
Inflasi Kota Palu menempati peringkat 46 inflasi tertinggi secara nasional dan peringkat 11 di kawasan Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua). Laju inflasi tahun kalender bulan Juli 2018 sebesar 3,43 persen dari inflasi year on year. HAI