Kepala BKSDA: Kita Sudah Lakukan Penyelidikan

burung Alo

PALU, MERCUSUAR – Menyikapi viralnya di media social (medsos) mengenai pembantaian Burung Rangkong atau biasa bagi masyarakat Sulteng dikenal dengan sebutan Burang Alo. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng, Hasmuni Hasmar, MSi mengatakan, bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan kepada para pelaku diduga berasal dari Desa Korololama, Kabupaten Morowali Utara (Morut).

Hasmar mengatakan, menindaklanjuti hal itu, pihaknya telah menginformasikan kejadian itu kepada tim di lapangan, dalam hal ini kepala seksi wilayah 2 untuk melakukan penyelidikan. Dan dari informasi sementara yang diperoleh di lapangan, identitas para pelaku masih berstatus pelajar.

“Tetapi tetap kami perintahkan, untuk segera melakukan penyelidikan dan juga penyidikan,” ujarnya, saat dikonfirmasi via WhatsApp, Sabtu (9/3/2019).

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu telah beredar di Facebook mengenai video pembantaian burung endemik Sulawesi itu, dalam video yang berdurasi 20 detik itu terlihat, sekelompok remaja tengah asyik mencabuti bulu Burung Rangkong yang telah mati atau digerek lehernya.

Sang pengambil video itu, awalnya menayangkan kepala dan paruh Burung Alo itu, kemudian mengambil gambar tiga orang remaja tengah mencabuti bulu burung itu yang diletakan dalam sebuah loyang berwarna hitam, ketiga pria itu menunjukan ekpreri riang atau tertawa sambil mencabuti bulu burung bernama latin Aceros cassidix itu juga disebut Julang Sulawesi.

Sebelumnya juga diberitakan, seperti dilansir dari VOA, pada 2018 lalu, foto mengenai perburuan Burung Rangkong juga beredar di media sosial Facebook, dan kejadian perburuan itu juga dilakukan di wilayah Morut.

Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah mengatakan populasi satwa endemik Sulawesi yang dilindungi itu semakin berkurang meskipun masih dapat dilihat di hutan kawasan konservasi dan hutan lindung.

Beberapa waktu terakhir ini, Balai Penegakan Hukum (GAKKUM) Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah 2 Sulawesi berupaya mengungkap perburuan liar yang mengakibatkan matinya dua ekor burung Julang Sulawesi atau Rangkong yang dikenal sebagai burung endemik Sulawesi.

Kasus ini bermula dari unggahan seorang pemilik akun media sosial facebook pada 13 Agustus yang memperlihatkan foto seorang laki-laki memegang dua ekor burung Rangkong atau Julang Sulawesi itu dalam kondisi mati akibat luka tembak senjata angin di Kolonodale, Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Unggahan foto itu kemudian mendapat kecaman netizen yang sekaligus mendesak pihak berwenang agar mengusut dan menangkap pelaku. AMR

Pos terkait