TONDO, MERCUSUAR – Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Tadulako (IKA Untad), Ahmad M. Ali mendorong keterlibatan Untad untuk menyokong Sulteng sebagai pemasok pangan utama Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Fun Walk yang dilaksanakan sebagai rangkaian perayaan Dies Natalis ke-43 Untad, Minggu (11/8/2024).
Hal ini penting kata Ahmad Ali, terutama dengan kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur, yang berbatasan langsung dengan Sulteng. Menghadapi peluang tersebut, kata dia Sulteng harus berkontribusi dan mengambil peran utama pemenuhan kebutuhan logistik di IKN.
“Sebagai Ketua Umum IKA Untad, saya ada keinginan besar, bagaimana caranya supaya semua makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat yang ada di IKN dipasok dari Sulteng. Kalau itu menjadi mimpi Untad atau alumninya, maka ke depannya tentunya inovasi pertanian dan inovasi lainya kita harapkan lahir dari Untad,” ujarnya.
Dirinya juga berharap, ke depannya Untad mampu mengeluarkan hasil-hasil penelitiannya yang bisa mengembangkan pertanian.
“Untuk itulah Untad harus banyak mengkontribusikan dirinya, memberikan hasil penelitian-penelitiannya, sehingga kemudian petani kita lebih berdaya ke depannya,” ujarnya.
Lanjut Ahmad Ali, sebagai alumni dan sebagai Ketua Umum IKA Untad, dirinya merasa punya tanggung jawab yang sangat besar. Setiap tahun Untad menghasilkan alumni dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini kata dia, adalah tantangan untuk IKA Untad.
“Ke depannya, kita tidak mau Untad berkontribusi melahirkan pengangguran di Sulteng. Kondisi Sulteng hari ini tidak sedang baik-baik saja. Daerah yang begitu kaya dengan pertumbuhan ekonomi 15 persen, kedua terbesar di Indonesia, tapi ada 379 ribu masyarakat Sulteng yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan, Sulteng berada di 10 besar daerah termiskin di Indonesia. Nah artinya ada Untad yang mengkontribusikan pengangguran di situ,” jelasnya.
Untuk itu menurutnya, ke depan pemerintah daerah harus mampu membuka lapangan-lapangan pekerjaan dan tidak hanya berharap kepada pihak ketiga. Pemerintah daerah harus lebih aktif untuk membuka kanal-kanal pekerjaan. Mudah-mudahan ke depan pemerintah daerah akan bersinergi dengan Untad, untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai basis untuk merencanakan program.
“Program-program pemerintah haruslah berbasis ilmu pengetahuan, sehingga bisa diukur hasil yang akan didapatkan. Untad harus mengambil peran, sehingga Insya Allah Untad menjadi kebanggaan milik rakyat Sulteng,” tutupnya. JEF