PALU, MERCUSUAR – Komunitas Historia Sulawesi Tengah (KHST) kembali melaksanakan rekonstruksi sejarah pembacaan Maklumat 6 Mei 1950, pada Senin (6/5/2019). Rekonstruksi ini dilaksanakan di Taman Bundaran Nasional, Kelurahan Lolu Utara, Kecamatan Palu Timur, ditandai dengan rekonstruksi momen pembacaan maklumat.
Usai pembacaan maklumat tersebut, sejumlah anggota KHST bersama peserta kegiatan lainnya yang hadir, berfoto bersama di depan gedung juang. Momen foto bersama ini sekaligus merekonstruksi momen foto bersama usai pembacaan maklumat tersebut pada 6 Mei 1950 lalu.
Koordinator KHST, Moh Herianto mengatakan, rekonstruksi kali ini merupakan kali ketiga dilaksanakan oleh KHST. Menurutnya, momen pembacaan maklumat 6 Mei 1950 oleh Kepala Badan Keamanan Rakyat (BKR) sekaligus Magau Palu, Tjatjo Idjazah ini, penting dalam tonggak sejarah Sulawesi Tengah, khususnya Sejarah Kota Palu.
“Momen pembacaan maklumat ini adalah momen integrasi tiga kerajaan di Sulawesi Tengah, yakni Kerajaan Palu, Kerajaan Sigi-Dolo, serta Kerajaan Kulawi ke Republik Indonesia, setelah melepaskan diri dari Negara Indonesia Timur (NIT) bentukan NICA,” jelasnya.
Menurut Anto, sapaan akrabnya, momen bersejarah ini harus rutin diperingati dan direkonstruksi setiap tahunnya, agar tidak lekang dimakan zaman dan akhirnya dilupakan. Momen ini juga kata dia, menjadi penanda terhadap dua lokasi bersejarah yakni Taman Bundaran Nasional yang dulu bernama Lapangan Hombo dan Gedung Juang yang dulunya merupakan gedung Gezaghebber sebagai tempat tinggal Kontroleur (pejabat pemerintahan) Palu.
Kedua lokasi ini kata dia, masuk dalam daftar cagar budaya yang diinventarisir oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo. Selain itu, kedua lokasi ini masuk dalam rencana pengembangan kawasan kota tua yang dirancang oleh Pemerintah Kota Palu. JEF