Kominfo Tingkatkan Indeks SPBE 

SPBE-4e51f968
 Affan

PALU, MERCUSUAR – Dinas Komunikasi, Informatika, Aplikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), melalui Bidang Aplikasi dan Informatika (Aptika), terus berupaya melakukan peningkatan terkait Indeks SPBE di Provinsi Sulteng tahun 2022.

Kolaborasi dengan perguruan tinggi merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Bidang Aptika, dalam meningkatkan penyusunan dokumen seminar, dengan melibatkan arsitektur SPBE dan peta rencana SPBE. Sampai dengan saat ini, Dinas Kominfo masih tetap memfasilitasi OPD-OPD di lingkungan Provinsi Sulteng mengadakan rapat secara virtual via zoom Meeting.

Kepala Dinas Kominfo Provinsi Sulteng, Novalina, telah memberikan kebijakan bagi OPD terkait virtual Zoom, masih dilakukan secara terbatas, yang mana virtual Zoom ini lebih mengarah ke pimpinan, seperti Gubernur, Wakil Gubernur dan Pj. Sekertaris Daerah.

Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 34 Tahun 2009 menjelaskan, semua pembuatan aplikasi-aplikasi asitensi ada di bidang aplikasi dan informatika. dan sekarang pengembangan aplikasi telah berjalan di OPD-OPD. Namun, pengembangan aplikasi itu ditolak, dikarenakan aplikasi umum, karena adanya moratorium dari Kemenpan ke Kominfo terkait aplikasi tersebut, begitu juga dengan aplikasi kepegawaian itu sudah dianggarkan oleh pusat dan tidak lagi secara masing-masing tetapi semuanya terpusat. 

Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi, Mohamad Affan, Selasa (18/10/2022) mengatakan, saat ini, Aptika sedang menyusun juknis prefilec yang dilakukan di tiga kabupaten, yaitu Donggala, Sigi dan Parigi Moutong, terkait visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur mengenai Viber Keuangan Daerah yang berkaitan dengan Desa Digital.

Adapun kendala yang dialami yaitu masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang sesuai dengan tenaga ahli di bidang ini. Olehnya, dibutuhkan kecakapan para pengelola-pengelola SPBE, yang seharusnya lebih bisa ter-update. serta sumber daya yang ada dapat mencukupi. 

“Dukungan anggaran masih sangat rendah, karena banyaknya tugas-tugas ini menjadi tak sebanding,” ujarnya.

Hingga saat ini, Bidang Aptika masih memiliki tenaga honorer sebanyak dua orang, yang ditempatkan di bagian jaringan dan aplikasi, sedangkan dibandingkan dari Aptika luar daerah seperti ,Denpasar, Bali yang telah memiliki tenaga honorer sebanyak 50 orang. Sehingga ini juga yang menyebabkan inovasi-inovasi yang ada menjadi terbatas.

“Sumber daya, anggaran, serta infrastruktur menjadi kendala terbesar yang dialami oleh kami,” Tambah Affan. ABS

Pos terkait