BESUSU BARAT, MERCUSUAR – Tingkat konsumsi ikan di Provinsi Sulawesi Tengah masih tergolong rendah, di angka 71,8 persen, sedangkan tingkat konsumsi ikan di provinsi ini 71.89 kg/kapita/tahun. Bahkan jika dibandingkan dengan daerah lain, meskipun cukup tinggi dibanding daerah lain, namun ini masih tertinggal untuk urusan konsumsi ikan, di mana Sulteng memiliki sumber daya perikanan yang besar, hingga di menyuplai daerah Jawa hingga ke luar negeri.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulteng, Arief Latjuba menerangkan, di Sulteng misalnya, tingkat konsumsi ikan mencapai 71.8 kg/kapita/tahun. Walaupun dilihat tinggi, namun dari tahun 2023, hanya naik kurang lebih sekitar 6 persen dari konsumsi ikan tahun lalu di Sulteng.
Arief mengakui, dari seluruh Pulau Sulawesi, konsumsi ikan per kapita/tahun di Sulteng masih rendah. Olehnya itu, dalam kesempatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), DKP aktif menggelar Pasar Maroso setiap tahun, sebagai kampanye Gemarikan pada masyarakat Sulteng untuk mendapatkan manfaat omega 3 dan nutrisi dari makan ikan tersebut, sehingga membantu menurunkan angka stunting masyarakat.
Untuk meningkatkan konsumsi ikan pada masyarakat, pihaknya melakukan sejumlah terobosan. Terobosan yang sudah berjalan antara lain pendistribusian ikan-ikan segar dari pantai-pantai di Sulteng, serta membentuk market ikan halal.
Selain itu, kata dia, program sosialisasi atau kampanye Gemar Makan Ikan juga terus digalakkan. Ada pula program pembinaan untuk melakukan pengolahan makanan berbahan dasar ikan. Lomba masak serba ikan, lomba tangkap ikan lele, lomba rangking 1 oleh anak-anak, serta penyerahan Sertifikat Kelayakan Olahan Perikanan (SKP), yang melampaui target 400 persen dari 30 SKP di tahun 2024 berhasil dikeluarkan 132 SKP.
Dengan berbagai cara itu, Arief optimistis tingkat konsumsi ikan di Sulteng akan berangsur meningkat. Di tahun ini, pihaknya menargetkan hingga 100 kg / per kapita / tahun.
Di lain sisi, Asisten II Bidang Prekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulteng, Rudy Dewanto mendorong DKP untuk terus menyosialisasikan program gemar makan ikan. Menurutnya, ikan memiliki banyak kandungan gizi yang baik bagi kesehatan masyarakat, khususnya pertumbuhan dan kecerdasan anak-anak.
“Gerakan gemar makan ikan harus digenjot. Inovasi dan kreasi harus dilakukan untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan masyarakat, sebagai daerah yang memiliki garis pantai yang panjang dan juga sumber daya laut yang melimpah, kita memilki potensi besar untuk menjadikan ikan sebagai sumber utama yang murah dan bergizi dan utamnya mudah diakses oleh masyarakat,” ujarnya.
Namun sayangnya kata Rudy, tingkat konsumsi ikan di masyarakat belum sepenuhnya optimal. Padahal ikan adalah sumber protein hewani yang sangat baik dan kaya akan nutrisi, membantu meningkatkan kualitas masyarakat, terutama untuk anak-anak kita yang sedang masa pertumbuhan. Oleh karena itu, melalui Gemarikan, Rudy mengajak masyarakat Sulteng untuk lebih gemar konsumsi ikan bagi bagian pola makan sehari-hari. ABS