NUNU, MERCUSUAR – Sejumlah pembina Kelompok Pecinta Alam (KPA) Peace menyuarakan keinginan untuk mendirikan sekolah panjat dinding di Kota Palu. Gagasan ini muncul seiring meningkatnya minat dan potensi atlet panjat dinding lokal yang terus berkembang.
Salah satu pembina, Fadli, mengungkapkan hal tersebut saat ditemui di area dinding panjat Jembatan Lalove, Selasa (5/8/2025). Di lokasi tersebut, beberapa atlet tengah menjalani latihan di dinding panjat setinggi 30 meter.
“Alhamdulillah, kita memiliki banyak potensi atlet panjat dinding. Jika mereka terus dibina, bukan tidak mungkin akan membawa nama harum Kota Palu di tingkat nasional,” ujar Fadli.
Ia menegaskan, wacana pendirian sekolah panjat bukan sekadar angan-angan. Fasilitas yang ada saat ini, seperti dinding panjat dan boulder lengkap dengan poinnya, sudah cukup memadai untuk pelatihan. Bahkan, area tersebut juga menyediakan sarana latihan bagi pemula dengan berbagai tingkat kesulitan.
Senada dengan itu, pembina lainnya, Salam, menilai kehadiran sekolah panjat menjadi kebutuhan penting. Ia menyoroti momentum dari lomba panjat dinding beberapa bulan lalu, yang memperebutkan Piala Wali Kota Palu, sebagai awal kebangkitan panjat tebing di daerah ini.
“Sekolah panjat dinding akan menjadi wadah pembinaan atlet muda. Dari situ, mereka bisa diarahkan untuk mengikuti berbagai kejuaraan yang akan mengasah kemampuan mereka secara berkelanjutan,” terang Salam.
Pantauan Mercusuar di lokasi menunjukkan bahwa kawasan panjat tebing di Jembatan Lalove kini menjadi destinasi baru bagi pecinta olahraga panjat, baik atlet profesional maupun anak-anak yang mulai dilatih menjadi atlet.
“Sayang kalau fasilitas ini hanya dibiarkan berkembang seadanya. Sudah saatnya dikelola secara maksimal sebagai sekolah panjat,” pungkas Salam. MBH