Kripik Pakpas Olahan WBP Lapas Palu Laris Manis

Lapas Kelas IIA Palu Kanwil Kemenkumham Sulteng kembali menerima pesanan cemilan Aneka Kripik Pakpas, Jumat (1/11/2024). FOTO: DOK KEMENKUMHAM SULTENG

PETOBO, MERCUSUAR – Lapas Kelas IIA Palu Kanwil Kemenkumham Sulteng kembali menerima pesanan cemilan Aneka Kripik Pakpas, Jumat (1/11/2024). Pesanan tersebut berasal dari Persekutuan Oikumene ABM Group, yang diterima langsung oleh Kasi Kegiatan Kerja I Made Sudiasa dan Kasubsi Bimkerlola, Muh. Fahri.

Menindaklanjuti pesanan tersebut, Kasi Giatja, I Made Sudiasa dan Kasubsi Bimkerlola, Muh. Fahri, langsung menyiapkan produk cemilan Aneka Kripik Pakpas tersebut dan menyerahkannya kepada perwakilan Persekutuan Oikumene ABM Group. 

Dari pesanan tersebut, sebanyak 111 bungkus Keripik Pisang dan Talas hasil olah WBP Lapas Palu laku terjual. Kepala Lapas Kelas IIA Palu, Makmur menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada jajarannya, khususnya pada Seksi Kegiatan Kerja, atas capaian kerja tersebut.

“Dengan terjualnya produk cemilan hasil olah WBP ini menjadi bukti hasil dari kerja keras kita semua dalam menjalankan tugas pemasyarakatan yaitu melalui pembinaan WBP. Semoga hal ini dapat terus dipertahankan dan bila perlu bisa lebih ditingkatkan lagi kedepannya,” ucap Kalapas Palu, Makmur.

Pada kesempatan berbeda, Kakanwil Kemenkumham Sulteng, Hermansyah Siregar, memberi apresiasi terhadap keberhasilan Lapas Kelas IIA Palu dalam menjual Aneka Kripik Pakpas. Ia menggarisbawahi, pencapaian ini bukan hanya sekadar angka penjualan, tetapi merupakan cerminan dari efektivitas program pembinaan yang dijalankan.

“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, WBP dapat berkontribusi secara positif, baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk masyarakat. Ini adalah langkah nyata dalam membangun kemandirian dan meningkatkan keterampilan mereka, sehingga dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk reintegrasi sosial setelah masa hukuman,” jelasnya.

Hermansyah Siregar juga mengajak semua Lapas di wilayah Sulteng untuk mengadopsi metode serupa. 

“Saya berharap setiap Lapas dapat menggali potensi kreativitas para warga binaan dan memanfaatkan keterampilan mereka dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Ini bukan hanya tentang menjual produk, tetapi juga tentang membangun rasa percaya diri dan nilai diri WBP,” tambahnya.

Pos terkait