Kuliah Tamu FUAD UIN Datokarama Palu, Dr. Amanah Nurish Bahas Antropologi Islam

FUAD-de56df53

PALU, MERCUSUAR – Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Senin (20/9/2021), melaksanakan kuliah tamu, yang dilaksanakan secara daring dan luring, di Aula Dakwah UIN Datokarama Palu. Kuliah tamu ini mengangkat tema Mengkaji Islam Dengan Pendekatan Antropologi.

Kuliah tamu ini menghadirkan antropolog Islam dan dosen Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, Dr. Amanah Nurish, MA, sebagai narasumber, serta Dekan FUAD UIN Datokarama, Dr. Lukman Thahir, M.Ag, sebagai moderator. 

Dr. Amanah Nurish dalam pemaparannya menjelaskan, menggunakan pendekatan antropologi, dalam mengkaji Islam, penting dilakukan, untuk memahami bagaimana budaya mmpengaruhi Islam dan Islam mempengaruhi budaya. Antropologi Islam sendiri kata dia, bertransformasi sejak masa pra kolonial hingga saat ini.

Pada masa pra kolonial kata dia, aspek antropologi Islam lekat dengan fenomena ritus keagamaan, dengan pendekatan Islam secara substantif. Kemudian Islam masa kolonial yang lekat dengan benturan keagamaan yang memicu munculnya Islam sektarian dan kelompok transnasional. Hal ini juga didukung dengan kehadiran Islam di kawasan pesisir.

Kemudian Islam di masa kemerdekaan dan orde lama yang lekat dengan cirri modernisasi keagamaan, kemudian Islam masa orde baru yang didominasi oleh benturan dan politik identitas.

Dalam melihat Islam dengan pendekatan atropologi kata Dr. Amanah Nurish, ada beberapa aspek yang bisa dilihat, yakni aspek fenomenologi, yang melihat dari sisi actor, motif, symbol dan bahasa yang digubakan, kemudian aspek strukturalis yang dilihat dari sisi kelokalan, serta aspek interpretative, yang melihat Islam dengan problem strukturalnya di masyarakat.

Menurut Dr. Amanah Nurish, UIN punya tanggung jawab moral untuk membumikan kajian Islam dengan pendekatan antropologi. Pendekatan antropologi dalam kajian Islam kata dia, tidak terkait dengan dimensi politik sehingga tidak rentan dipolitisir dan dapat menjadi aspek perspektif lain dalam melihat Islam sehingga mampu menekan tumbuhnya paham radikal di masyarakat. JEF    

Pos terkait