TANAMODINDI, MERCUSUAR – Si jago merah berkobar di lapangan berhadapan Sekolah Dasar (SD) Tanamodindi, sontak membuat hebo warga sekitar, Senin (9/11/2020). Personel bergegas mengambil alat pemadaman api yang paling mudah dijangkau, tiupan angin membuat api semakin membumbung tinggi.
Personel penjinak api tak ingin menyerah, mereka bekerja sama membentuk dua tim. Tim pertama bertugas menerobos menuju titik api, sedangkan tim kedua menyemprotkan air ke arah tim pertama untuk mengurangi hawa panas. Cara tersebut berhasil, kobaran api pun padam. Personel baru damkar Surakarta tersebut tersenyum puas.
Tampak beberapa orang mengangkat gulungan selang yang berat kemudian mengopornya pada rekan yang ada didepan menggunakan APD lengkap siap memadamkan api. “Latihan ini merupakan diklat dasar pemadam tingkat I untuk semua personel baru Damkar dan Penyelamatan Kota Palu untuk 35 peserta di Lapangan Tanamodindi belakang Kantor Kelurahan Tanamodindi. Tujuannya memberikan bekal menghadapi bencana kebakaran yang sesungguhnya,” jelas Kabid Pencegahan dan Penindakan Damkar dan Penyelamatan Kota Palu, Adhi soeharto
Dia mengatakan, seluruh personel damkar harus menguasai penggunaan alat pemadaman api, hingga bahan berbahaya dan beracun. Serta menghadapi segala potensi yang bisa terjadi saat bertugas.
Kegiatan memadamkan Api inj, tidak ada skenario khusus seperti tahun sebelumnya, dengan keterbatasan, hanya fokus melatih formasi, yang mana drum diisi solar campur pertalite kemudian dibakar.
“Anak-anak ini kami latih cara memadamkan api, sehingga ketika ada kebakaran mereka langsung cepat bertindak,” kata Dia.
Kemudian peserta pelatihan dilatih teknis menggunakan mobil pemadam kebakaran dan cara-cara memadamkan api secara manual, sehingga diharapkan dengan latihan tersebut, api dapat cepat dipadamkan serta tidak berakibat fatal.
“Sesuai motto kami pantang pulang sebelum api padam, kami harap, jika ada kebakaran masyarakat segera melapor, agar anggota kami cepat tiba di lokasi. Namun jangan memberikan informasi palsu, saat anggota kami tiba, ternyata tidak ada kebakaran,” demikian akhiri Adhi.
Salah seorang peserta diklat Aditya Ari Wijaya mengakui pentingnya simulasi pemadaman api. “Ada juga kegiatan menguatkan mental dengan berjalan di tempat gelap tanpa penerangan di beberapa kompleks pemakanan. Tujuannya melaih kepercayaan diri agar tangguh di segala medan,”ujarnya. ABS