PALU, MERCUSUAR — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah bersama Yayasan Sikola Mombine dan The Asia Foundation (TAF) resmi meluncurkan program Transfer Anggaran Provinsi berbasis Ekologis (TAPE) Sulteng dalam kegiatan bertema “Inovasi, Kolaborasi, dan Kebijakan untuk Pembangunan Berkelanjutan”, yang digelar di Sriti Convention Hall, Senin (3/11/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se-Sulawesi Tengah, DPRD, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan media. Kepala Bappeda Provinsi Sulteng, Christina Sandra Tobondo, yang hadir mewakili gubernur, menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Sikola Mombine dan The Asia Foundation, atas inisiatif memperkuat arah pembangunan hijau daerah.
“Pemerintah Provinsi telah merumuskan kebijakan pelaksanaan TAPE ke dalam RPJMD Sulteng 2025–2029. Kami berharap program ini berkelanjutan dan menjadi tonggak menuju pembangunan yang berpihak pada manusia dan lingkungan,” ujar Christina.
Program TAPE Sulteng merupakan inovasi fiskal ekologis yang memberikan insentif keuangan kepada 13 kabupaten/kota, berdasarkan capaian kinerja pengelolaan lingkungan hidup. Skema ini menjadi bagian dari komitmen daerah dalam memperkuat Ecological Fiscal Transfer (EFT) serta mendorong tata kelola keuangan yang transparan dan berkeadilan lingkungan.
Direktur Yayasan Sikola Mombine, Nur Safitri Lasibani menegaskan, arah pembangunan di Sulawesi Tengah harus menempatkan kesejahteraan manusia dan kelestarian alam secara seimbang.
“Kesejahteraan manusia tidak boleh mengorbankan ekosistem. TAPE adalah langkah konkret menuju ekonomi hijau yang lahir dari semangat gotong royong dan kolaborasi multipihak,” tegas Safitri.
Sementara itu, Saeful Muluk, Program Officer The Asia Foundation menjelaskan, dukungan lembaganya difokuskan pada penguatan green financing di tingkat daerah.
“Pendanaan hijau menjadi kunci untuk mempercepat transisi menuju pembangunan rendah karbon. The Asia Foundation mendorong daerah seperti Sulawesi Tengah menjadi pelopor inovasi fiskal ekologis di Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pemprov Sulteng juga memberikan penghargaan kepada sejumlah kabupaten yang telah menerapkan TAPE dan EFT, di antaranya Kabupaten Buol, Tojo Una Una, Sigi, Donggala, Kota Palu, dan Tolitoli.
Seminar yang menyertai kegiatan peluncuran menghadirkan sejumlah narasumber, termasuk Prof. Ahlis Djirimu, Dr. Joko Tri Haryanto (Direktur BPDLH), dan perwakilan organisasi lingkungan seperti KKI WARSI, GIZ, dan KMP Sigi. Diskusi mengangkat berbagai pendekatan pendanaan hijau seperti carbon fund, CSR lingkungan, dan blended finance untuk memperkuat ketahanan ekologi dan ekonomi lokal.
Peluncuran TAPE Sulteng menandai langkah maju Sulawesi Tengah dalam mewujudkan tata kelola pembangunan yang berpihak pada lingkungan dan kesejahteraan manusia. Program ini diharapkan menjadi model kolaboratif bagi provinsi lain dalam mengintegrasikan kebijakan fiskal ekologis ke dalam perencanaan pembangunan daerah. JEF






