BANGGAI, MERCUSUAR – Lima kelurahan di Kota Palu mendapatkan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) RI.
Penghargaan diserahkan Kapusdal Sulawesi dan Maluku, Dr. Azrul Razul dan diterima Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, Ibnu Mundzir, pada Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) DLH se-Sulteng, di Luwuk, Senin (25/8/2025).
Kelurahan yang mendapat penghargaan dinilai mampu mendorong partisipasi aktif masyarakat, dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak. Lima kelurahan masing-masing Silae untuk kategori utama, serta Kelurahan Birobuli Utara, Talise Valangguni, Lolu Selatan dan Besusu Barat untuk kategori madya.
Ibnu Mundzir menjelaskan, pelaksanaan penilaian proklim tersebut telah melalui rangkaian yang cukup panjang, minimal 2 tahun, da telah diwujudkan dalam aksi lokal adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, pada lokasi yang telah diusulkan dan terus dilaksanakan secara berkelanjutan.
Persyaratan lainnya yaitu telah terbentuk kelompok masyarakat sebagai kelompok pengerak kegiatan, dan berjalan efektif pada wilayah yang diusulkan, serta menjamin terlaksananya kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat lokal.
“Proklim terdiri atas 5 tingkatan, yaitu Proklim Lestari yang mana kelurahan wajib membina 10 kelompok binaan, kemudian Proklim Utama dengan nilai di atas 81, Proklim Madya dengan nilai 51 sampai 80, serta Proklim Pratama dengan nilai 0 sampai 50,” sebut Ibnu.
Adapun jenis kegiatan adaptasi perubahan iklim terdiri atas tiga komponen, yaitu pengendalian kekeringan, banjir dan longsor, kemudian peningkatan ketahan pangan serta pengendalian penyakit terkait iklim.
Untuk mitgasi, komponennya terdiri dari kegiatan pengelolan sampah dan limbah, penggunaan energi baru dan konservasi energi, budidaya pertanian rendah emisi, peningkatan tutupan lahan serta pencegahan dan penanganan karhutla.
Sedangkan pelaksanaannya sangat memerhatian penguatan kelembagaan, terdiri dari peran aktif pemerintah daerah, keaktifan kelompok masyarakat serta kapasitas dan jejaring masyarakat.
“Kesemuanya harus berjalan secara terpadu, sehingga bisa menghasilkan performa Kampung Iklim, seperti yang dikehendaki oleh standar yang telah disusun sesuai Peraturan Meteri tentang program Kampung Iklim,” jelas Ibnu.
Ia berharap, semakin banyak kelurahan di Kota Palu yang termotivasi mengikuti ajang penilaian proklim.
“Sebab akan menimbulkan prestise, dan penghargaan kinerja pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim di tingkat tapak,” tandas Ibnu. */IEA