PALU, MERCUSUAR – Salah seorang siswa SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa, Ahmad Kutai Bantani, kembali mengharumkan nama sekolah tersebut ke tingkat nasional. Dirinya mengikuti Olimpiade Sains Kuark tahun 2020, yang diikuti oleh puluhan ribu peserta dari seluruh indonesia.
Kepala SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa, Irfan, Senin (1/6/2020) mengatakan, perlombaan ini terdiri dari beberapa tahapan, yakni babak penyisihan, semifinal dan terakhir babak final. Babak penyisihan dan semifinal dilakukan di daerah masing-masing peserta, sedangkan babak final biasanya dilakukan di Jakarta.
Berbeda dengan tahun ini, dikarenakan adanya pandemi Covid-19, maka babak final pun dilakukan di daerah masing-masing. Setiap tahapan lomba menganut sistem gugur. Pada tahap penyisihan dan semifinal, perlombaan dilakukan secara tertulis, sedangkan tahap final dilakukan dengan 2 tipe, yaitu tertulis dan eksperimen.
Olimpiade Sains Kuark ini sendiri kata dia, terbagi menjadi 3 level, yang kesemuanya diikuti oleh siswa jenjang SD. Level 1, diikuti oleh siswa kelas 1 dan 2, level 2 diikuti oleh siswa kelas 3 dan 4, dan level 3, diikuti oleh siswa kelas 5 dan 6. Pemenangnya pun diberikan secara berjenjang pula, mulai dari juara harapan (honorable mention), perunggu (bronze medal), perak (silver medal), dan emas (gold medal), bahkan kadang-kadang ada yang meraih juara absolut (absolute winner).
Menurut Irfan, hal yang menantang dari lomba ini, karena yang mengikuti hampir seluruh siswa se-Indonesia. Apabila bisa sampai final, maka akan banyak bertemu teman-teman dari berbagai daerah.
Karena ada pandemi Covid-19, maka tahun ini babak final dilakukan di rumah masing-masing peserta, dengan format yang lain. Jika biasanya peserta mengerjakan soal tulis dan praktek, tahun ini mereka diminta membuat proyek penelitian. Waktu penelitian yang diberikan selama satu bulan, dari 21 April sampai dengan 21 Mei 2020.
“Kami selalu mendukung siswa untuk mengikuti lomba-lomba seperti ini. Kami mmberikan kesempatan kepada seluruh anak yang mmpunyai bakat, dalam hal ini sains. Mohon doanya agar anak kami ini bisa meraih juara 1,” ujarnya.
Menurut Irfan, selama mengikuti lomba sains, siswanya biasanya selalu mendapatkan medali emas, perak atau perunggu. Hal ini kata dia, tidak terlepas dari semangat yang dipupuk dari para siswa sebelumnya, yang pernah ikut olimpiade sains tingkat internasional yang dilaksanakan di Cina tahun 2018, dan mendpt medali perunggu.
“Pada intinya, semua hasil yang kami dapatkan, adalah berkat dukungan semua pihak, yaitu siswa, orang tua, guru hingga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menggapai hasil ini,” ujarnya.
Sementara itu, siswa SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa yang mengikuti Olimpiade Sains Kuark, Ahmad Kutai Bantani mengatakan, melalui proyek ini, dirinya banyak mendapatkan pengalaman seru.
“Biasanya saya hanya membaca hasil percobaan orang lain, tetapi kali ini saya melakukannya secara mandiri. dengan dibimbing oleh guru dari sekolah kami. Proyek saya berjudul Kekuatan OMA Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca, di mana pembaca dapat melihat secara jelas di link youtube berikut https://www.youtube.com/watch?v=Zqxsy4vXgE4,” ujarnya.
Ahmad mengatakan, pada lomba tahun ini, babak semifinal dihilangkan. Dari babak penyisihan, langsung dipilih 100 orang per level se-Indonesia, untuk mengikuti babak final dengan membuat proyek penelitian. JEF