LPKA Palu, Suarakan GCM Kepada Para Pemilih Muda

BESUSU BARAT, MERCUSUAR – Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu kembali suarakan Gerakan Cerdas Memilih, lewat kegiatan Parlemen Menjawab bersama DPRD Sulteng dan RRI Palu, Kamis (20/7/2023).

Kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari program prioritas nasional Radio Republik Indonesia (RRI), sebagai kanal pemilu cerdas dalam persiapan menuju gelaran pemilihan umum 2024.

Berlangsung di ruangan Rapat Paripurna DPRD Sulteng, Kegiatan tersebut diisi beberapa narasumber ternama dari beberapa instansi dan lembaga. diantaranya, Wakil Ketua DPRD Sulteng, Muharam Nurdin, Ketua Komisi IV DPRD Sulteng, Dr. Alimudin Paada, Rektor Universitas Tadulako, Prof. Dr. Ir. Amar, ST, MT, IPU.,ASEAN Eng, Ketua KPU Sulteng, Risvirenol, S.S.,M.Pd, Kepala LPKA Palu, Revanda Bangun, S.Psi,MH,  dan Akademisi UNTAD Dr. Nur Sangadji, DEA.

“Kembali hari ini bersama RRI Palu, kita menyuarakan Gerakan Cerdas Memilih atau GCM, sebagai upaya edukasi kepada masyarakat, khususnya kaum muda dalam menggunakan haknya dalam menentukan masa depan bangsa,” ucap Plh. Kepala LPKA Palu, Antonius Andry, yang mewakili Kepala LPKA Palu dalam kegiatan tersebut.

Kegiatan Parlemen Menjawab ini, memberikan kesempatan bagi para pelajar dan masyarakat, untuk mengenal lebih dekat seperti apa gambaran calon pemimpin yang akan dipilih dan bagaimana cara memilihnya, serta mengedukasi terkait sistem politik Indonesia, yang memakai pemilu dalam memilih pemimpinnya.

Kegiatan yang sebagian besar diikuti oleh para pelajar SMA di Kota Palu ini, juga dihadiri oleh anak-anak binaan LPKA Palu yang turut menjadi peserta dalam Parlemen Menjawab. Seorang di antaranya bahkan berani mengajukan pertanyaan kepada para narasumber, terkait tips dan trik memilih calon pemimpin dalam pemilu.

“Sebagai salah satu rakyat indonesia, saya perlu mengetahui bagaimana cara memilih calon pemimpin yang berguna untuk masyarakat, sebelumnya saya berterimakasih kepada bapak ibu petugas LPKA Palu yang mengikutkan saya dalam cara ini,” ujar IM, salah seorang anak binaan. */JEF

Pos terkait