TALISE, MERCUSUAR – Lingkar Studi Aksi dan Demokrasi Indonesia (LS-ADI) Sulawesi Tengah (Sulteng), memberikan dukungan dan dorongan penuh, ihwal antisipasi penyebaran berita bohong alias hoax, paham radikalisme, intoleransi. Mereka juga mendukung langkah – langkah yang dilakukan pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam proses pemilu yang damai.
Ketua Umum LS-ADI Sulteng, Fahriyanto S Maso’ama mengatakan, antisipasi ini sangat berguna, khususnya bagi para pengguna media sosial (medsos), yang menyebarkan ujaran kebencian maupun celoteh – celoteh yang dapat merugikan pihak lain.
“Masyarakat perlu diberikan pemahaman dan kesadaran atas dampak pemahaman radikalisme dan intoleransi,” katanya Selasa (31/7/2018).
Menurut Fahriyanto, apapun alasannya, terorisme tidak diajarkam oleh agama manapun. Teroris musuh semua umat beragama.
“Lawan terorisme dan segala bentuk kekerasan untuk menjaga kedamaian di muka bumi ini,” tandas Fahriyanto.
Tidak hanya itu, alumni Fakultas Hukum Universitas Tadulako ini menegaskan, selain menolak isu SARA, pihaknya juga akan berada di garis terdepan mendukung kerja – kerja Polri khususnya Kepolisian Daerah (Polda) Sulteng dalam upaya menegakkan hukum. Sebab bagi LS-ADI, NKRI merupakan harga mati.
Upaya antisipasi ini tambah Fahriyanto, bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak menyebarluaskan atau mempublikasikan, berita yang belum pasti kebenarannya dengan bukti yang otentik.
“Ini adalah ancaman gangguan Kamtibmas tertinggi era sekarang. Olehnya, mari edukasi yang baik kepada masyarakat dengan memberikan informasi positif dan valid,” katanya.
Fahriyanto menyebutkan, saat ini banyak ditemukan isu-isu sensitif dan ujaran kebencian, khususnya melalui media sosial yang akumulasinya membentuk mindset negatif dan menjadi masalah baru. BOB