PALU, MERCUSUAR – Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu kembali melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswanya. Pelaksanaan PPL gelombang kedua ini, terasa berbeda, karena dilaksanakan di tengah situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Ketua Panitia Pelaksanaan PPL gelombang ke-II FUAD IAIN Palu, Andi Muh. Dakhalan, S.Pd.I, M.Pd, Sabtu (18/4/2020) mengatakan, pelaksanaan PPL kali ini disesuaikan dengan situasi pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Sulawesi Tengah (Sulteng). Mahasiswa yang menjadi peserta PPL kata dia, melaksanakan PPL di kampung halamannya masing-masing.
“Mereka akan menjadi relawan penanggulangan wabah Covid-19 di kampungnya masing-masing, baik itu melakukan sosialisasi, imbauan, atau hal-hal lainnya yang berhubungan dengan penanggulangan pandemi ini. Para peserta nantinya akan memberikan laporan setiap harinya via daring, kepada dosen pembimbing,” jelasnya.
Lanjut Andi, para peserta akan menjalani PPL selama kurang lebih sebulan. Dalam pelaksanaan PPL ini, para peserta diimbau untuk tetap mematuhi imbauan dari pemerintah, terkait pencegahan penyebaran Covid-19.
Adapun pelaksanaan PPL kali ini diikuti 4 orang mahasiswa, masing-masing tiga mahasiswa dari jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) serta satu mahasiswa dari jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI). Menurut Andi, ada 11 orang mahasiswa yang mendaftar untuk mengikuti PPL kali ini, namun hanya empat orang yang memenuhi persyaratan. Empat mahasiswa peserta PPL tersebut masing-masing berasal dari Pasangkayu (Sulawesi Barat), serta Sigi, Tomini, dan Tolitoli (Sulawesi Tengah).
“Para peserta mengikuti pembekalan selama dua hari dari dosen-dosen FUAD IAIN Palu. Adapun materi yang diberikan, berkaitan dengan apa yang akan dilakukan oleh peserta selama pelaksanaan PPL, seperti pencegahan Covid-19 dari perspektif medis oleh dr. Mayalisa Diantamela, M.Sc, menjaga psikologis tetap stabil di masa pandemi oleh A. Mutia Sari Handayani, S.Psi, M.Psi, serta pencegahan Covid-19 dari perspektif agama, oleh Mokh. Ulil Hidayat, S.Ag, M.Fil.I,” jelasnya.
Dekan FUAD IAIN Palu, Dr. Lukman S. Thahir, M.Ag, saat memberikan sambutan pada pelepasan peserta PPL tersebut, Sabtu (18/4/2020) mengatakan, pihak fakultas sebenarnya berharap, banyak mahasiswa yang mengikuti PPL kali ini. Hal ini menurutnya, karena momen ini adalah kesempatan langka bagi para mahasiswa, untuk mencatatkan nama mereka di dalam sejarah.
“Sebagai pimpinan, saya berharap banyak, karena peristiwa ini, bisa satu atau dua abad lagi baru kembali terjadi. Selain itu, pesan moral di tengah situasi pandemi ini sangat banyak, utamanya bagi diri pribadi. Hal ini akan berarti sekali bagi kalian yang akan menjadi peserta, bukan hanya karena diberikan kemudahan dalam pelaksanaan PPL, namun bagaimana kalian melatih kreativitas dan empati di situasi ini,” jelasnya.
Menurut Dr. Lukman, mengikuti pelaksanaan PPL kali ini, akan menjadi sejarah bagi empat peserta tersebut. Pengalaman ini kata dia, akan jadi cerita saat mereka sudah berkeluarga nanti.
Dr. Lukman Thahir menitipkan pesan kepada para peserta, agar tidak tegang dan panik saat menjalankan program ini. Kata dia, banyak hal dapat dilakukan oleh para peserta, seperti kegiatan sosialisasi atau pencegahan secara daring.
Dirinya juga memberikan masukan kepada para peserta, terkait masalah-masalah yang kini berkembang di masyarakat, di situasi pandemi ini, seperti pelaksanaan salat tarawih berjamaah di masjid dan penolakan jenazah pasien positif Covid-19. Terkait pelaksanaan salat berjamaah di masjid, utamanya salat tarawih di bulan Ramadan, dirinya meminta kepada para peserta PPL untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia, dan keputusan Menteri Agama.
“Mungkin ada nanti yang akan bertanya kepada kalian. Kalian sebisa mungkin memberikan penjelasan, bahwa dalam fatwa MUI tersebut, tidak ada unsur untuk menutup mesjid, namun hanya menunda pelaksanaan salat berjamaah, karena situasi tidak memungkinkan.
Kemudian, terkait penolakan masyarakat atas jenazah pasien positif Covid-19 kata Dr. Lukman, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan, yakni pendekatan psikologi, dengan memahami bahwa penolakan tersebut secara psikologis manusiawi, sebagai bentuk rekasi dari seseorang atau masyarakat untuk melindungi diri mereka. Dengan kondisi seperti itu kata dia, masyarakat perlu didekati dengan pendekatan agama, terutama bagaimana membangun empati terhadap keluarga pasien yang ditinggalkan. JEF