PALU, MERCUSUAR – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Palu, Ansyar Sutiadi, meminta agar para mahasiswa asal Papua yang ada di Kota Palu, membentuk sanggar seni.
Hal itu bertujuan memperkaya hasana budaya dan kesenian yang ada di Kota Palu, memperkenalkan budaya dan kesenian etnis yang berasal dari Papua, sekaligus membangun nilai-nilai kerukunan, persaudaraan antar etnis yang ada di Kota Palu.
“Kami harap, adik-adik asal Papua yang ada dan yang menuntut ilmu di Kota Palu, bisa membentuk sanggar seni dan kita gabungkan mereka di Sangu Patuju,”kata kadis, Kamis (29/8/2019).
Instansi yang dipimpinnya ini siap memfasilitasi para mahasiswa tersebut, segala kebutuhan mereka yang berhubungan dengan sanggar seni itu akan ditanggung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu.
Sekalipun mahasiswa Papua masuk ke Kota Palu sifatnya kontemporer dan keberadaan mereka di Kota Palu dibatasi sesuai waktu studi mereka. Namun itu tidak jadi masalah kata kadis, karena ada yang namanya pembinaan dan kaderisasi.
Sebelumnya, Walikota Palu Hidayat juga menekankan, bahwa untuk bersaudara tidak harus sedarah, untuk itu siapapun yang berdomisili di Kota Palu merupakan Warga Palu dan tidak ada lagi sebutan orang Jawa, Bugis, Batak, begitu juga yang berasal dari Papua, jika sudah berdomisili di Palu akan menjadi orang Palu.
Hidayat juga menjamin mereka tidak akan mendapat perlakuan tidak menyenangkan seperti diskriminasi dan rasisme. Menurutnya, aksi-aksi seperti itu tidak boleh dilakukan apalagi di era perkembangan teknologi dan informasi yang makin pesat, apalagi Indonesia menjunjung tinggi tenggang rasa antara warga negara.
“Jadi tidak usah khawatir tinggal di sini. Saya jamin adik-adik aman di sini. Kami akan jaga,” katanya saat menerima kunjungan perwakilan mahasiswa Universitas Tadulako asal Papua di salah satu cafe di Palu.UTM