MAKASSAR, MERCUSUAR – Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Tadulako (Untad) angkatan 2016 melakukan praktik lapangan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Praktik lapangan ini, tergabung dalam beberapa mata kuliah, yaitu Sejarah Islam dan Sejarah Hindu Budha, Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan, dan Sejarah Pendidikan.
Praktik lapangan ini dimulai sejak tanggal 13 – 19 Mei 2019, diikuti oleh 134 orang mahasiswa dan 3 orang dosen, yakni Drs. Charles Kapile, MHum, Dra Junarti, MHum, dan Haliadi, SS, MHum, Ph.D.
Pada hari pertama kunjungannya ke Makassar, para mahasiswa tersebut mengunjungi Museum Balla Lompoa. Di sana, mereka diterima oleh pengelola Museum Balla Lompoa, Karaeng Andi Jufri Daeng Ribali (75). Beliau ditunjuk sebagai pengelolah museum, karena masih merupakan keturunan dari Sultan Hasanuddin.
Menurut Karaeng Andi Jufri, Balla Lompoa yang kini difungsikan sebagai museum, didirikan pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-31, pada tahun 1936. Dalam bahasa Makassar, Balla Lompoa artinya rumah besar atau rumah kebesaran.
Museum Balla Lompoa merupakan tempat penyimpanan barang-barang hasil peninggalan dari Kerajaan Gowa, seperti perhiasaan, silsilah raja-raja Gowa, pakaian adat, peta kerajaan Gowa, dan lain sebagainya.
Setelah kunjungan dari Museum Balla Lompoa, rombangan mahasiswa tersebut melakukan kunjungan selanjutnya ke Benteng Somba Opu. Di sana, mahasiswa melihat serta mendokumentasi peninggalan bekas reruntuhan benteng Somba Opu dan beberapa miniatur rumah adat dari Sulawesi Selatan. JEF/*