LERE, MERCUSUAR – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu menerjunkan mahasiswa untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama di Toraja, Sulawesi Selatan, 11 Juli – 26 Agustus 2023.
Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Sagaf S Pettalongi, Selasa (11/7/2023) mengemukakan, KKN Moderasi Beragama merupakan satu pendekatan pembinaan umat beragama, untuk meningkatkan kualitas kerukunan dan toleransi.
“UIN Datokarama Palu ikut berkontribusi dalam pembinaan umat beragama, melalui pendekatan moderasi beragama. Penempatan mahasiswa KKN menjadi wujud kepedulian, pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat,” kata rektor.
UIN Datokarama Palu menjadi satu perguruan tinggi keagamaan Islam negeri, yang ikut menerjunkan mahasiswa dalam program KKN Nusantara Moderasi Beragama. KKN Nusantara Moderasi Beragama juga diikuti oleh beberapa perguruan tinggi non-muslim, di antaranya Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Tentu ini tidak sekadar memperkuat hubungan kelembagaan antara UIN Palu dengan perguruan tinggi lainnya, tetapi lebih dari itu merupakan sebuah komitmen bersama untuk membina masyarakat,” kata rektor.
Peserta dari UIN Datokarama Palu terdiri dari empat orang mahasiswa, yakni Siti Zahara dari Prodi IAT, Abdurahman dari Prodi ESY, Azwan dari Prodi PM, dan Zulfa Khairati dari Prodi PIAUD.
Rektor meminta mahasiswa UIN Datokarama Palu, agar mengedepankan sikap dan pemikiran yang moderat, dalam melaksanakan KKN Nusantara Moderasi Beragama di Toraja.
“Tidak hanya di lokasi KKN, tetapi juga dalam kehidupan sosial keagamaan dalam konteks yang lebih luas, harus mengedepankan sikap dan pemikiran moderat,” ujarnya.
Rektor juga menekankan kepada mahasiswa, agar menjaga nama baik UIN Palu selama berada di Toraja.
Terkait hal itu, Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Datokarama Palu, Dr. Rustina mengemukakan, KKN Nusantara Moderasi Beragama menjadi satu syarat bagi mahasiswa jenjang strata satu untuk meraih gelar sarjana.
“Oleh karena itu, muatan dalam KKN yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa adalah pendekatan moderasi beragama,” ujarnya. */JEF