PALU, MERCUSUAR – Penyebaran Virus Corona atau COVID-19 masih terus berlangsung di dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data dari peta Coronavirus Covid-19 Global Cases by John Hopkins CSSE pada Rabu (25/03/2020), menyebutkan jumlah penderita COVID-19 di seluruh dunia mencapai 422.989 orang tersebar di 170 negara di dunia. Dari jumlah tersebut jumlah pasien sembuh mencapai 108.578 orang dan yang meninggal dunia tercatat 18.916 jiwa.
Di Indonesia, pemerintah mengumumkan per Rabu (25/03/2020) jumlah penderita positif COVID-19 sejumlah 790 orang, sembuh 31 orang dan meninggal dunia 58 jiwa. Upaya untuk menekan laju penyebaran virus tersebut telah dilakukan pemerintah, mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulteng, Dr Hasanuddin Atjo menilai salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk menghambat laju penyebaran COVID-19 adalah dengan memaksimalkan peran atau fungsi Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di lingkungan masyarakat.
Menurutnya, RT dan RW merupakan garda terdepan dari sebuah pemerintahan desa atau kelurahan. Sehingga, menjadikan peran RT dan RW sangat penting dan strategis, untuk memantau pergerakan warga maupun pendatang yang keluar masuk di wilayahnya masing-masing.
“Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait dengan tahapan pencegahan dan penanggulangan corona, sudah harus tersosialisasi dengan baik kepada desa atau kelurahan, serta seluruh perangkat RT maupun RW-nya, terutama yang berada pada pintu-pintu masuk dengan wilayah potensial sebagai sumber penyebaran,” jelas Hasanuddin Atjo, baru-baru ini.
Ia menguraikan, pembuatan sistem pemantauan dan pelaporan yang baku dari RT dan RW di masing-masing kelurahan atau desa menjadi poin yang menentukan, terhadap akurasi dan kecepatan sistem pendataan dan pelaporan. Selain itu, diperlukan pula kerja sama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait masalah pencegahan penyebaran COVID-19. Sehingga, kedepan penerapan teknologi digitalisasi menjadi kebutuhan mutlak bagi pengembangan desa dan kelurahan.
Dia menyebut, Korea Selatan menjadi salah satu contoh negara yang mengedepankan peran ‘desa’ dan ‘kelurahan’ dalam mengatur aktivitas atau kerja sama warga dalam mengelola potensi sumber dayanya. Kebiasaan baik tersebut, menjadi modal dasar ketika dibutuhkan kendali pergerakan warga terkait dengan upaya meminimalkan penyebaran COVID-19.
“Membatasi frekuensi keluar rumah, membatasi kontak sosial sesama warga merupakan cara yang paling efektif dan efisien, dalam upaya memutus penyebaran COVID-19. Apalagi ditunjang dengan penerapan digitalisasi di hampir semua wilayah,” tutupnya. IEA